Panglima Sebut Kogabwilhan Jadi Contoh Konkret Integrasi TNI Dalam Satu Kesatuan Komando

Panglima Sebut Kogabwilhan Jadi Contoh Konkret Integrasi TNI Dalam Satu Kesatuan Komando
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Muhammad Herindra menghadiri sekaligus membacakan sambutan Panglima TNI dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku “75 tahun TNI”, bertempat di Auditorium CSIS gedung Pakarti Center Jl. Tanah Abang III Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020). Foto: Puspen TNI

jpnn.com - Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Muhammad Herindra menghadiri sekaligus membacakan sambutan Panglima TNI dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku “75 tahun TNI”, bertempat di Auditorium CSIS gedung Pakarti Center Jl. Tanah Abang III Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).

Panglima TNI dalam sambutan tertulis dibacakan Kasum TNI, mengatakan, Sejarah TNI telah mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Selama 75 tahun, sejak 1945 sampai dengan 2020, TNI telah terlibat dalam menghadapi agresi militer di era mempertahankan kemerdekaan, menghadapi pemberontakan di beberapa wilayah, operasi kontra terorisme, sampai dengan operasi penanggulangan bencana, serta berbagai Operasi Militer Selain Perang (OMSP) lainnya.

Menurut Panglima TNI, bercermin dari sejarah dan pengalaman, TNI makin menyadari pentingnya interoperabilitas kekuatan ketiga matra TNI untuk menghadapi potensi ancaman yang semakin kompleks, multidimensi serta mengutamakan kecepatan dan akurasi dalam penanganannya. 

Lebih lanjut, Marsekal Hadi menjelaskan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) menjadi contoh konkret dari perwujudan upaya mengintegrasikan kekuatan TNI dalam satu kesatuan komando dan pengendalian.

“Hal tersebut menunjukkan dinamika yang terus berlangsung dalam organisasi TNI sebagai bentuk adaptasi terhadap berbagai perubahan. Dalam perjalanannya, TNI telah melakukan banyak adaptasi sebagaimana dibahas dalam buku ini,” jelasnya.

Panglima TNI juga menambahkan adaptasi yang dilakukan merupakan jawaban terhadap beberapa faktor Pertama, dinamika lingkungan strategis global, regional maupun nasional.

Kedua, bentuk ancaman yang dihadapi dan ketiga, dinamisnya hubungan sipil-militer pada setiap periode politik nasional.

“Ketiga faktor tersebut telah memberikan pengaruh yang besar dalam perjalanan 75 tahun pengabdian TNI untuk Bangsa dan Negara,” katanya.

Selama 75 tahun, sejak 1945 sampai dengan 2020, TNI telah terlibat dalam menghadapi agresi militer di era mempertahankan kemerdekaan, menghadapi pemberontakan di beberapa wilayah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News