Papua Nugini: Australia Tak Perlu Takut Pengaruh China
Menlu Pato mengatakan sejarah panjang negaranya dalam menerima bantuan dari Australia mengajarkan bagaimana menilai dan mengelola dana asing.
"Dengan pengalaman bersama Australia, kami akan bekerja sama dengan semua mitra pembangunan lainnya untuk memastikan agar prosesnya benar," katanya.
"Akan ada beberapa proyek yang memiliki tantangan, tapi kita akan berhasil mengatasi tantangan tersebut."
PNG gagal mengelola pembangunan yang didanai China
Pengalaman terakhir menunjukkan badan-badan pemerintah Papua Nugini telah gagal mengelola beberapa pembangunan infrastruktur utama yang didanai pinjaman lunak.
Salah satu contohnya adalah proyek Lae Tidal Basin, perluasan pelabuhan terbesar Papua Nugini dengan nilai mencapai $390 juta, sekitar Rp 3,9 triliun yang dibangun oleh China Harbour Engineering Company milik negara China.
Biaya proyek lewat pinjaman lunak dari Asian Development Bank (ADB), telah membengkak $170 juta, sekitar Rp 1,7 triliun karena masalah teknik.
Penilaian ADB menemukan proyek tersebut gagal melakukan pengujian efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan dan laporannya menyebutkan proyek tersebut "kurang berhasil".
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas