Para Pendukung Lukas Enembe Diminta Segera Pulang ke Rumah Masing-Masing
jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Dewan Adat Yewena Yosu Johanes Jonas Mentanaway mengomentari klaim dari sejumlah pihak yang menyebut Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di Papua.
Johanes mengatakan pihaknya tidak mengakui Lukas sebagai kepala suku besar. Sebab, dia menduga ada agenda politik di balik pengukuhan tersebut.
"Di Papua, masing-masing mempunyai kepala suku, beberapa suku dapat duduk bersama dan menunjuk satu orang yang dianggap punya kekuatan, berpengaruh dan kaya untuk diangkat menjadi kepala suku,” kata Johanes.
Dia juga menyebut pemilihan gubernur dinilai tidak valid karena pada waktu itu masih menggunakan sistem noken sehingga menguntungkan Lukas Enembe.
Alasan menggunakan sistem noken karena masyarakat Papua masih dianggap belum bisa membaca dan menulis. Padahal, beberapa suku sudah tidak setuju dengan sistem tersebut.
"Lukas Enembe harus berjiwa besar dan bertanggung jawab serta tidak mengurung diri dengan perlindungan masyarakat karena hal itu dapat mengorbankan masyarakat sekitar,” ujar Johanes.
Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu itu menilai permintaan Lukas Enembe untuk diperiksa di lapangan merupakan sebuah kesalahan.
"Dalam aturan adat, pemeriksaan dilakukan di sebuah ruangan peradilan adat,” kata Johanes.
Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu Johanes Jonas Mentanaway meminta para pendukung Lukas Enembe segera pulang.
- KPK: Jika Tidak Ada Iktikad Baik, Bupati Mimika Akan Kami Jemput Paksa
- Usut Kasus Korupsi, KPK Geledah Kantor Sekjen DPR RI
- Perkuat Integrasi Keluarga Karyawan, BTN Gandeng KPK
- Bagaimana Sikap KPK soal Istri Rafael Alun yang Diduga Terima Aliran Uang Korupsi
- 5 Berita Terpopuler: Pengangkatan Honorer Mendesak, SK PPPK Setara PNS, Sama-Sama Harus Loyal dan Berintegritas
- Usut Kasus Investasi Bodong, KPK Bakal Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih