Para Petani Garam Sakit Hati dengan Pernyataan Menteri Perdagangan

Para Petani Garam Sakit Hati dengan Pernyataan Menteri Perdagangan
Ilustrasi panen garam. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SAMPANG - Petani di Kabupaten Sampang, Jatim melakukan protes terhadap pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan melalui medsos  terkait kualitas menyebut garam lokal.

Pasalnya, dalam pernyataan kementerian yang dipimpin Enggartiasto Lukita itu disebutkan garam lokal tidak bisa digunakan infus karena mengandung busa.

Protes petani disampaikan di depan para tim peninjau garam lokal di Kecamatan Pengarengan Sampang.

Selain itu, petani memberikan bukti yang sederhana bahwa garam lokal tidak mengandung busa yaitu dengan cara dicampur air kemudian diaduk. Namun, garam maupun air yang diaduk begitu lama tidak berubah dan tidak berbusa .

Menurut Yanto salah satu petani garam, pernyataan Menteri Perdagangan membuat petani tersinggung.

"Pembuktian penting untuk menguatkan bukti bahwa garam lokal tidak berbuih," kata Yanto.

Sementara Jafi Alzagladi, tim pemantau garam lokal dari Deputi Peternakan dan Peternakan mengatakan, tidak semua garam lokal berbusa. Hanya saja sejumlah produksi garam lokal masih di bawah standar.

"Dari uji laboratorium Jawa Barat, garam lokal kualitasnya di bawah standar, sekitar 100 magnesium dan banyak pula terjadi penggumpalan," kata Jafi 

Sementara industri membutuhkan garam 600 magnesium, sehingga kurang cocok dari ukuran industri karena itulah garam lokal tidak terpakai. (end/jpnn)


Para petani garam tersinggung karena mendengar kabar Mendag Enggartiasto Lukita menyebut soal kualitas garam lokal.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News