Partai Garuda Mulai Mencium Gelagat Tak Sehat Menjelang Pemilu 2024, Apa Itu?
jpnn.com, JAKARTA - Partai Garuda mulai mencium gelagat yang tidak sehat menjelang Pemilu 2024.
Gelagat itu ialah adanya pemaksaan kehendak politik yang berlindung di balik demokrasi.
"Kali ini agak berbeda, kalau dulu kita melawan orang-orang yang jelas-jelas anti demokrasi, kalau kini pelakunya adalah orang-orang yang berdandan seperti orang-orang yang mendukung demokrasi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, Senin (21/8).
Teddy menjelaskan setiap orang punya hak untuk mengarahkan dukungan atau pilihan politiknya, karena itu bagian dari amanat UUD 45.
"Orang-orang yang dianggap berubah pilihan, diserang oleh pihak-pihak yang merasa memiliki hak atas pilihan orang lain. Merasa memiliki kekuasaan bahwa orang lain harus sama dengan diri mereka," lanjutnya.
Teddy mengaku pihaknya telah melihat pola tersebut tumbuh dan mulai ada sekelompok orang yang mempermasalahkan pilihan politik orang lain dan melakukan serangan yang sangat masif.
Padahal, lanjutnya, yang berlaga bukan orang-orang itu, tetapi yang diserang secara masif orang- orang tersebut.
"Dibunuh karakternya, hanya karena orang-orang tersebut menggunakan haknya," jelas Teddy.
Partai Garuda mulai mencium gelagat yang tidak sehat menjelang Pemilu 2024, apa yang dimaksud?
- Inas Zubir Bicara Krisis dan Peluang Masa Depan Hanura di Tengah Keterpurukan
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Said Aldi Instruksikan Konsolidasi OKP Hingga ke Tingkat Bawah
- Jokowi Tempuh Jalur Hukum Perihal Tudingan Berijazah Palsu, Pengamat Politik Boni Hargens: Ini Pelajaran Berdemokrasi
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- Pengamat BRIN: Wapres Gibran Berperan untuk Perkuat Demokrasi Sipil