Pasang Listrik Mahal, Subsidi pun Dicabut, Duuuh…

Di sejumlah daerah banyak warga yang mengeluh sudah melakukan berbagai cara agar bisa hemat hingga mereka tidak menggunakan lampu pagar, hingga pemanas air yang hanya dihidupkan satu jam setiap hari.
Tetapi dengan penghematan itu, masyarakat tetap harus membeli voucher listrik Rp 1 juta. Masing-masing Rp 500 ribu untuk meteran atas dan Rp 500 ribu untuk meteran bawah.
“Tahu tidak, itu hanya tahan sekitar enam hari. Nah, kondisi ini butuh perhatian pemerintah,’’ kata Datu.
Menurutnya, kadang masyarakat mengeluh karena seolah-olah menghirup udara saja harus bayar retribusi dan pajak.
Memang, kata dia, masyarakat harus disadarkan soal penggunaan yang hemat atas apa pun. Masyarakat sebaiknya menggunakan cara-cara alternatife yang mentradisi untuk melakukan penghematan.
Tapi yang tak kalah penting juga tetap penting negara selalu hadir untuk memberikan pelayanan yang baik agar masyarakat merasakan keadilan.
‘’Jangan sampai listrik bayar tapi byarpet, hidup mati, naik turun, dan banyak informasi tidak jelas. Ini perlu diperbaiki,’’ tuntasnya. (boy/jpnn)
Anggota Komisi VII DPR Ichwan Datu Adam mengatakan banyak warga mengeluhkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Redaktur & Reporter : Boy
- PLN IP Berdayakan Penyandang Disabilitas Untuk Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
- PLN IP Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Untuk Masyarakat Wilayah Terluar
- Perkenalkan Profil Perusahaan, PLN IP UBH Gelar Casual Meeting Bersama Wartawan
- PLTS Terapung Saguling Jadi Proyek Pertama yang Dibiayai Publik & Swasta
- GEAPP Dorong Percepatan Penerapan Energi Bersih di RI, Perlu Kerja Sama Multipihak
- Kembangkan Energi Surya, PLN Indonesia Power Perkuat Industri PLTS dari Hulu ke Hilir