Pasar Glodok Nasibmu Kini, Hidup Segan Mati Enggan

Pasar Glodok Nasibmu Kini, Hidup Segan Mati Enggan
Ilustrasi Pasar Glodok. Foto: Ricardo/JPNN

Jawa Pos sengaja tidak hanya sehari mengunjungi Pasar Glodok.

Pada kunjungan berikutnya, Jawa Pos mencoba datang di akhir pekan untuk melihat apakah ada peningkatan intensitas pengunjung di pasar yang terletak di Jalan Pancoran tersebut.

Namun, ternyata pemandangan tak jauh berbeda. Pada hari-hari libur yang seharusnya pusat perbelanjaan ramai diserbu pengunjung, aktivitas di Pasar Glodok tak berubah signifikan.

Parkiran mobil sebanyak empat lantai pun lengang. Sebagian besar milik para pemilik kios. Bukan pengunjung.

Hendi (45), salah seorang pengunjung Pasar Glodok hari itu, datang untuk mencari handy talky atau HT.

Pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan tersebut mengaku sengaja datang ke Pasar Glodok.

Sebab, menurut rekomendasi yang dia terima, barang yang dijual di Pasar Glodok lebih murah dibanding harga pasaran.

”Memang murah sih, tapi ini belum nemu yang cocok. Sudah keliling dua lantai tidak ada yang cocok. Mungkin belum jadi beli,” ujarnya.

Pasar Glodok, Jakarta, memiliki sejarah sangat panjang sebagai salah satu pusat perdagangan di ibu kota.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News