PBB Apresiasi Generasi Muda Pertanian Masih Jaga Tradisi

PBB Apresiasi Generasi Muda Pertanian Masih Jaga Tradisi
Pemanfaatan lahan sempit untuk pertanian. Foto: Istimewa

“Bukan berarti pendidikan tidak penting, justru mereka harus tetap sekolah, tetapi mereka juga harus tetap memiliki semangat pertanian karena Jogjakarta merupakan pusat pendidikan, “ tegas Hilal.

Melihat pola Kawasan Rumah Pangan Lestari yang dikembangkan, tidak ada alasan lagi untuk tidak memanfaatkan lahan sempit. 

“Jadi meskipun kita tinggal diperkotaan kita tetap dapat memanfaatkan balkon untuk menanam, “ kata Hilal.

Hilal menambahkan bahwa saat ini tren terbaru di Negara Amerika dan Eropa bahwa masyarakat mulai tergerak untuk memproduksi pangan mereka sendiri di halaman rumah atau memanfaatkan lahan sempit di balkon apartment mereka, dan juga anak-anak sekolah mulai menerapkan program kebun sekolah.

“Di Negara kami baru memulai hal tersebut, maka jangan sampai tradisi itu berhenti di sini karna menganggap pertanian tidak keren, “ jelas Hilal.

Di sela-sela sambutannya, Hilal mengatakan bahwa masyarakat di Dusun Nglambur ternyata sangat sehat. Terbukti, dia tak melihat orang gemuk atau menderita obesitas.

Melihat kenyataan bahwa saat ini banyak bahan makanan tidak sehat yang dijual di supermarket, sehingga hal ini menjadi keunggulan dari pengembangan pertanian di lahan pekarangan. “Saya tidak melihat orang gemuk di sini, jadi sepertinya saya perlu pindah kesini, “ kata Hilal.

Hilal berharap kepada generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan keluar, mereka harus tetap mau kembali ke tanah air untuk meneruskan tradisi pertanian dan membangun pertanian di Negara asal mereka.

Generasi muda pertanian Indonesia masih semangat menjaga tradisi dan inovasi pertanian melalui pemanfaatan lahan sempit KRPL.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News