PBB: Laut Terancam Berubah Jadi Sup Plastik

PBB: Laut Terancam Berubah Jadi Sup Plastik
Sampah di Laut Karibia. Foto: @storyful

Dive Insight menuliskan bahwa Uni Eropa (UE) sedang merumuskan regulasi yang tepat untuk membatasi pemakaian alat-alat plastik sekali pakai tersebut. Terutama sedotan. Tiap tahun ada jutaan burung camar yang tewas karena menelan sedotan.

”Laut kita adalah tempat pembuangan sampah plastik terakhir. Kini semakin banyak penghuni laut yang menjadi korban,” ungkap Ketua Badan Lingkungan Hidup PBB Erik Solheim.

Dia menyayangkan ketidakacuhan masyarakat terhadap isu penting tersebut. Apalagi, PBB mengampanyekan hal itu sejak 2017.

Jika perilaku tersebut tidak diubah, PBB yakin bahwa laut akan berubah menjadi sup plastik dalam waktu singkat. Bahkan, pada 2050, jumlah ikan di lautan akan kalah banyak oleh jumlah sampah plastik di sana.

Jika saat ini paus, anjing laut, dan lumba-lumba yang mati karena mengonsumsi plastik, berikutnya manusialah yang mati kelaparan karena tidak ada lagi hasil laut yang bisa dipanen, kecuali plastik.

Pekan ini Ocean Conservancy mencantumkan lima negara Asia penghasil sampah terbesar di dunia. Yakni, Indonesia, Tiongkok, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Di antara lima negara itu, hanya Tiongkok-lah yang upaya memerangi sampah plastiknya sudah diakui dunia.

Di Korea Selatan (Korsel), Yonhap melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Moon Jae-in berusaha memerangi ketergantungan warga pada plastik lewat kampanye daur ulang. Menurut European Plastic and Rubber Machinery, tiap warga Korsel memproduksi 130 kilogram sampah plastik per tahun.

”Karena itu, kami akan meningkatkan kesadaran daur ulang warga. Hanya itu cara yang paling tepat,” kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup. Tahun ini kesadaran warga Korsel untuk mendaur ulang sekitar 50 persen. Pemerintah menargetkan angka itu naik sampai 70 persen pada 2030.

Bersamaan dengan World Environment Day dan World Oceans Day, untuk kali pertama PBB merilis laporan tentang bahaya plastik bagi lingkungan hidup

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News