PDIP Salahkan Pimpinan Polri
Senin, 26 Desember 2011 – 02:21 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa bentrok Polri dengan rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) memanas karena diduga ulah provokator. Sebab dari informasi yang didapatkan Tjahjo di lapangan, sebetulnya masalah tambang itu sudah tenang dan kondusif setelah ada pendekatan dari pihak Pemda. Terkait posisi Polri dalam peristiwa tersebut, Tjahjo mengingatkan, harusnya polisi belajar dari pengalaman masa lalu. Polri harus menempatkan dirinya pada poisisi yang tidak selalu harus diperhadapkan secara politis dan fisik dengan kekuatan penuh bersenjata kalau ada sesuatu masalah dengan rakyat. "Cukup maksimal (gunakan) gas airmata dan tongkat misalnya serta barikade kalau ada bentrok untuk membubarkan massa rakyat," ujarnya.
Tetapi persoalan ternyata memanas lagi. "Tapi memanas kembali dan anarkis setelah ada penjelasan dari seseorang, yang menyatakan bahwa lahan tambang itu Ilegal dan akhirnya terjadi peristiwa tersebut," kata Tjahjo, Minggu (25/12).
Ia mengungkapkan, masalah ini yang harus diusut dahulu baik oleh Polri maupun data dari Badan Intelijen Negara (BIN). "Data dari BIN pasti ada sebelum Polri diperintahkan bergerak," ungkap Sekjen PDI Perjuangan, itu.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa bentrok Polri dengan rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) memanas karena
BERITA TERKAIT
- Oknum Rohaniwan Jadi Terdakwa Kasus Beri Keterangan Palsu di Akta
- Pemprov Kaltim Kirim Bantuan 6.400 Paket Sembako ke Mahakam Ulu
- Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku
- BAZNAS Jateng Salurkan Infak Kemanusiaan Palestina Tahap Dua
- Sultan Sebut Hubungan Erat Indonesia-China Karena Kecakapan Diplomasi Presiden Jokowi
- Polda Metro Bentuk Timsus Antibegal, ART Sentil Tim Patroli Perintis Presisi