Pecahan Roket RRT Jatuh di Kampungnya Buya Hamka dan Bekas Ibu Kota RI

Pecahan Roket RRT Jatuh di Kampungnya Buya Hamka dan Bekas Ibu Kota RI
Aparat kepolisian dan warga memperlihatkan lempengan bekas pecahan roket Longmarch/Chang-Zheng 3 yang jatuh di Nagari Kototinggi, Gunuang Omeh, Limapuluh Kota, Sumbar, kemarin (19/7). Foto: Fajar/Padang Ekspres/JPNN.com

“Aturan internasionalnya begitu. Negara menuntut negara. Itu biasanya. Tapi untuk kerugian yang besar. Kalau di Sumbar, kan boleh dibilang tidak ada kerugiannya saat ini,” kata Thomas.

Dia mengaku sudah menyerahkan penemuan sampah antariksa di Sumbar kepada jajarannya yang bertugas di BPPA Agam.

“Nanti kawan-kawan di BPPA Agam yang akan mengirim Pusat Sains Antariksa di Bandung, Jawa Barat. Bagaimana teknisnya itu kami serahkan ke kawan-kawan BPPA di Sumbar. Kami tidak turunkan tim dari Jakarta, karena mereka di sana bisa,” kata Thomas.

Lapan juga mengajak masyarakat Sumbar, tidak cemas berlebihan dengan sampah-sampah antariksa yang menghujani daerah ini dalam dua hari terakhir.

“Bekas roket umumnya tidak membahayakan. Bahan beracunnya sudah habis terbakar. Jadi, tidak perlu khawatir,” kata Thomas.

Di Indonesia, menurut Thomas, peristiwa sampah antariksa jatuh ke permukaan bumi, sudah enam kali terjadi.

“Pertama pada 1980, sampah roket Rusia jatuh di Gorontalo. Kemudian, 1988 juga sampah roket Rusia jatuh di Lampung. Pada 2003, sampah roket RRT jatuh di Bengkulu. Kemudian, 2016 sampah roket Amerika Serikat, jatuh di Sumenep Madura. Dan tahun ini, untuk sementara jatuh pada dua titik wilayah di Sumbar,” beber Profesor Thomas Djamaludin. (frv)

 

Lagi, pecahan roket Longmarch/Chang-Zheng 3 milik Republik Rakyat Tiongkok, jatuh di wilayah Sumatera Barat.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News