Pejuang Yang Tak Diperjuangkan

Pejuang Yang Tak Diperjuangkan
Pejuang Yang Tak Diperjuangkan
PADA zaman penjajahan, aktivitas di Samarinda hanya berpusat di sekitar Sungai Mahakam. Jauh dari sana, daratan Kota Tepian didominasi hutan belantara. Walau begitu, kawasan rimba ini malah jadi tempat teraman bagi warga Indonesia di Ibu Kota Kaltim berkumpul, lantaran seluruh wilayah dikuasai Belanda.

Keadaan ini, jelas membuat pemuda Samarinda mati kutu. Hutan jadi satu-satunya pelarian, lantaran tentara Belanda hadir di tiap sudut. Keterbatasan ruang gerak ini, juga membuat pemuda tak banyak saling mengenal. Ini jelas membuat pergerakan lemah, dan dominasi Belanda di Kota Tepian tak terelakkan.

Kepada Kaltim Post (JPNN Group), saksi sekaligus pelaku sejarah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang kini tercatat sebagai Ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Samarinda, Pahransyah menuturkan kisah perjuangan itu.

“Samarinda dulu masih daerah pendudukan Belanda. Kalau kumpul-kumpul begini, sudah pasti ditangkap. Kecuali di hutan,” sebutnya saat ditemui usai menghadiri upacara Hari Pahlawan di sekolah swasta, Samarinda Seberang.

PADA zaman penjajahan, aktivitas di Samarinda hanya berpusat di sekitar Sungai Mahakam. Jauh dari sana, daratan Kota Tepian didominasi hutan belantara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News