Pejuang Yang Tak Diperjuangkan
Minggu, 11 November 2012 – 04:31 WIB
PADA zaman penjajahan, aktivitas di Samarinda hanya berpusat di sekitar Sungai Mahakam. Jauh dari sana, daratan Kota Tepian didominasi hutan belantara. Walau begitu, kawasan rimba ini malah jadi tempat teraman bagi warga Indonesia di Ibu Kota Kaltim berkumpul, lantaran seluruh wilayah dikuasai Belanda. “Samarinda dulu masih daerah pendudukan Belanda. Kalau kumpul-kumpul begini, sudah pasti ditangkap. Kecuali di hutan,” sebutnya saat ditemui usai menghadiri upacara Hari Pahlawan di sekolah swasta, Samarinda Seberang.
Keadaan ini, jelas membuat pemuda Samarinda mati kutu. Hutan jadi satu-satunya pelarian, lantaran tentara Belanda hadir di tiap sudut. Keterbatasan ruang gerak ini, juga membuat pemuda tak banyak saling mengenal. Ini jelas membuat pergerakan lemah, dan dominasi Belanda di Kota Tepian tak terelakkan.
Baca Juga:
Kepada Kaltim Post (JPNN Group), saksi sekaligus pelaku sejarah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang kini tercatat sebagai Ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Samarinda, Pahransyah menuturkan kisah perjuangan itu.
Baca Juga:
PADA zaman penjajahan, aktivitas di Samarinda hanya berpusat di sekitar Sungai Mahakam. Jauh dari sana, daratan Kota Tepian didominasi hutan belantara.
BERITA TERKAIT
- Banjir Merendam Beberapa Wilayah di Jakarta Pagi Ini
- GBU Kirim Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Warga Terdampak Banjir di Kubar
- Kebakaran di Asrama TNI AD Palembang, 12 Rumah Ludes
- 5 Imigran Rohigya Melarikan Diri dari Penampungan di Aceh Timur
- Mobil Rombongan Pengantar JCH Asal Bulukumba Kecelakaan di Gowa, 8 Orang Luka-Luka
- Dramatis, 6 Orang di Atap Mobil Terbawa Arus Banjir Ogan Komering Ulu