Pelaku Dibuntuti dari Medan, Kurir Sabu Diciduk di Bakauheni

Pelaku Dibuntuti dari Medan, Kurir Sabu Diciduk di Bakauheni
Sabu. Foto Ilustrasi: dokumen JPNN

“Kita BNNP Lampung membantu pengamanan dari awal masuk Lampung sampai penangkapan di Bakauheni. BNN Pusat telah mengikuti para pelaku dari Aceh,” ucapnya.

Dijelaskan, kedua tersangka yang diamankan diperintah oleh seorang bandar asal Jawa Timur untuk mengambil SS dari Aceh melalui Medan. ”Jadi kedua pelaku ini merupakan warga Jawa Timur yang diperintah bosnya untuk mengambil barang SS ke sumatera melalui lintas darat,” terangnya.

Usai ditangkap kedua pelaku dan barang bukti langsung dibawa ke BNN Pusat. ”Kita cuma bantu saja. Yang menangani kasus ini BNN Pusat. Jadi setelah ditangkap, pelaku dan barang bukti langsung dibawa ke kantor pusat,” tuturnya.

Dia menambahkan, SS yang dibawa tersangka diduga berasal dari Malaysia. Dia memperkirakan, SS tersebut akan diedarkan di pulau Jawa. ”Kalau kita lihat dari bungkusnya, sabu yang dibawa pelaku ini dari Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui ujung barat Sumatera,” paparnya.

Penggagalan upaya penyelundupan 5 kg SS tersebut diperkirakan mampu menyelamatkan sekitar 10 ribu jiwa. “Kita perkirakan satu gram sabu dikonsumsi dua orang. Jadi 5 kg sama dengan 5000 gram diperkirakan dikonsumsi oleh 10 ribu orang,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, petugas BNN menangkap kapal Sunrise Glory berisi 1 ton 29 kilogram SS di perairan Batam Kamis (8/2) lalu. Penangkapan kapal berbendera Singapura ini hanya berselang tujuh bulan dari pengungkapan penyelundupan 1 ton SS lewat laut dengan kapal Wanderlust yang terungkap di Hotel Mandalika di Anyer, Banten, 13 Juli 2017 silam.

Rentetan penangkapan itu sangat meresahkan. Sebab, dengan hitungan kasar, setiap 1 ton sabu-sabu tersebut memiliki daya rusak hingga 2 juta pemakai bila masing-masing mengonsumsi 0,5 gram saja.

Deputi Penindakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari menjelaskan, maraknya penyelundupan narkoba lewat laut sudah terjadi dalam dua tahun terakhir. Menurut dia, hal itu terjadi karena gencarnya penindakan narkoba di beberapa negara di Asia. ”Tiongkok menindak, Filipina juga,” ujarnya saat jumpa pers penangkapan kapal Sunrise Glory di Batam 10 Februari lalu.

Upaya penyeludupan narkoba seolah tak ada habisnya. Pelaku tetap nekat menyeludupkan barang haram tersebut meski aparat telah berhasil mengungkap aksi mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News