Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak Didominasi Guru

Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak Didominasi Guru
Pelaku Kekerasan Seksual pada Anak Didominasi Guru

jpnn.com - SURABAYA – Kasus kekerasan seksual pada anak masih menjadi kasus tertinggi yang terjadi di Jatim sepanjang tahun 2014. Berdasarkan rekap data yang masuk di Telepon Sahabat Anak (TeSa) 129, tercatat sebanyak 47 kasus kekerasan seksual terjadi pada anak. Jumlah itu meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 20 kasus atau meningkat sebesar 52 persen.

Ketua TeSa Jatim Isa Ansori menuturkan bahwa sepanjang tahun 2014, sebanyak 97 kasus kekerasan anak terjadi. Dari puluhan kasus itu, Surabaya berada di posisi paling atas untuk kekerasan seksual. Bahkan, yang mengejutkan, menurut Isa, pelaku terbanyak yang melakukan kekerasan seksual ini adalah guru.

“Dari laporan yang masuk, mayoritas melaporkan bahwa guru sebagai pelaku pelecehan seksual,” tutur Isa.

Menurut dia, hal itu terjadi lantaran guru belum memahami batas-batas yang tepat untuk memperlakukan siswanya. Yang biasanya dimulai dengan sentuhan ringan mendidik hingga akhirnya mencapai tindakan pencabulan. Oleh karena itu, dia menyebutkan bahwa sebagai anak, siswa juga harus paham tentang edukasi seksual. Misalnya, edukasi mengenai batas-batas bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Sehingga, begitu ada yang melakukan hal tersebut, anak bisa segera melapor kepada yang berwajib. Minimal ke wali kelas atau ke orang tua.

Menurut Isa, hal itu bisa menghindarkan perbuatan cabul oleh guru mereka di sekolah. Kasus lain yang menonjol sepanjang tahun 2014 adalah penelantaran pendidikan.

Pada 2013, laporan kasus ini berjumlah 16. Pada 2014, jumlahnya meningkat seratus persen menjadi 32 kasus. Kasus ini banyak dialami siswa hamil yang akhirnya dikeluarkan dari sekolah, terutama menjelang ujian nasional (UN).

“Kasus ini paling banyak terjadi di Surabaya,” terangnya.

Menurut Isa, kasus penelantaran ini harus menjadi perhatian khusus dinas pendidikan dan pihak terkait. Pasalnya, sesuai ketentuan, siswa hamil tidak
boleh dikeluarkan dari sekolah.

SURABAYA – Kasus kekerasan seksual pada anak masih menjadi kasus tertinggi yang terjadi di Jatim sepanjang tahun 2014. Berdasarkan rekap data

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News