Pelemahan KPK Dianggap Intens di Era SBY

Pelemahan KPK Dianggap Intens di Era SBY
Penggiat ICW, Danang Widoyoko, menunjukkan daftar kasus yang ditangani KPK. Foto: Agus Srimudin/JPNN.
JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) membuat kesimpulan bahwa pengkerdilan dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjadi sangat intens di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu diungkap oleh anggota ICW, Danang Widoyoko, dalam diskusi refleksi penegakan hukum tindak pidana korupsi 2009 dan peluncuran buku hakim Tipikor, Prof Krisna Harahap, di Le Meredien Hotel, Jakarta, Senin (21/12).

"Pengkerdilan dan pelemahan KPK terjadi secara sistematis. Tapi kita bersyukur, karena ada dukungan publik luar biasa dalam cerita 'Cicak vs Buaya'. Itu sangat membantu. Kita sayangkan, pengkerdilan dan pelemahan KPK ini malah terjadi secara intens di era pemerintahan SBY," beber Danang.

ICW pun menuding, penguatan regulasi antikorupsi sebaliknya malah tidak dilakukan secara serius. "Revisi Undang-undang Tipikor justru memperlemah sifat luar biasa korupsi dan cenderung kompromistis dengan kekuatan koruptif," papar Danang pula.

Bukan itu saja, kata Danang lagi, di tengah keserahan publik terhadap kriminalisasi dan rekayasa hukum terhadap dua pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, justru kemudian muncul pula RPP Penyadapan. Padahal, Danang mengungkapkan bahwa penanganan kasus korupsi oleh KPK mayoritas berasal dari hasil penyadapan.

JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) membuat kesimpulan bahwa pengkerdilan dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjadi sangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News