Pemanfaatan SARA untuk Politik Merusak Demokrasi Indonesia
"Persoalan dengan identitas kebudayaan kita sebagai orang timur, persoalan terkait dengan tradisi bahwa berpolitik itu membangun peradaban, itu tidak boleh hilang hanya gara-gara persoalan kekuasaan itu," jelas Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, kualitas demokrasi sangat menentukan karakter bangsa. Karena itu dalam berdemokrasi harus membangun watak pemerintahan di tingkat mana pun dengan mengedepankan nilai kemanusiaan dan membangun rasa persaudaraan dunia.
"Kalau kita mundur, hanya (berorientasi) kekuasaan, lalu hilanglah peradaban politik kita sebagai bangsa yang besar, maka tidak ada gunanya demokrasi. Itu pesan dari Ibu Megawati Soekarnoputri," tutur Hasto mengutip wejangan dari ketua umumnya di PDIP.(jpg/jpnn)
Praktik politik belakangan ini makin tak beradab lantaran marak dengan penggunaan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- Menggagas Masa Depan: Kaesang, Generasi Muda, dan Demokrasi Pasca-Pemilu
- Permohonan Tim Hukum PDIP ke PTUN: Apa Betul Ada Pelanggaran Hukum oleh KPU?
- Putusan PTUN Bisa Menjadi Pertimbangan MPR untuk Tak Melantik Prabowo-Gibran
- PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Mengenai Gibran, Begini Kata Tim Hukum
- Pilkada Serentak 2024, Hermus Indou Daftar Cabup Manokwari dari PAN