Pemerintah Pertahankan Harga BBM Bersubsidi

Pemerintah Pertahankan Harga BBM Bersubsidi
Pemerintah Pertahankan Harga BBM Bersubsidi
Sementara itu, pengamat perminyakan yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, terkait harga BBM bersubsidi, pemerintah dan DPR harus mempertimbangkan betul perkembangan harga minyak dunia, terutama terkait dengan adanya bencana alam gempa dan tsunami di Jepang. "Di satu sisi, kejadian itu akan mengerem roda ekonomi Jepang, sehingga konsumsi energi akan turun, sehingga secara otomatis harga minyak akan ikut turun," ujarnya.

Namun, lanjut dia, pemerintah dan DPR tidak bisa berleha-leha mengharap penurunan harga minyak untuk menekan beban subsidi. Sebab, di sisi lain, faktor-faktor yang berpotensi mendorong harga minyak kembali naik masih tetap mengancam. "Misalnya, krisis di Timur Tengah," katanya.

Menurut Pri Agung, meski tensi di Timur Tengah sudah sedikit mereda, namun tidak ada yang bisa menjamin bahwa gejolak politik di kawasan negara-negara penghasil minyak itu akan segera usai. "Kalau Timur Tengah kembali bergejolak, maka faktor Jepang tidak akan cukup kuat untuk menekan harga minyak. Apalagi, jika ternyata Jepang cepat melakukan recovery ekonomi," terangnya.

Karena itu, kata dia, yang mesti dilakukan pemerintah dan DPR saat ini adalah berjaga-jaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Salah satunya, dengan segera mengubah asumsi harga minyak dalam APBN 2011 yang sebelumnya dipatok di level USD 80 per barel. "Tahun ini, harga minyak diperkirakan ada di kisaran USD 90 ? 95 per barel. Jadi, asumsi harga minyak harusnya menyesuaikan di kisaran itu," ujarnya.

JAKARTA - Fluktuasi harga minyak sepertinya tidak membuat pemerintah untuk melirik opsi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Per

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News