Pemilih Kesulitan, KPU Berupaya Menyederhanakan Surat Suara
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupaya menjawab kesulitan yang dihadapi pemilih pada Pemilu 2019 lalu.
Salah satunya dengan menyederhanakan surat suara untuk Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik, masukan dari berbagai pihak akan dipertimbangkan dalam rencana penyederhanaan surat suara tersebut.
"Masukan dan respons dari berbagai pihak tentu menjadi bagian yang akan dipertimbangkan untuk mengusulkan opsi penyederhanaan ini," ujar Evi di Jakarta, Jumat (6/8).
Dia mengatakan KPU juga akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan simulasi dalam rangka mendapatkan respons dari pemilih, penyelenggara, peserta hingga para pemangku lainnya.
Semua yang sedang dilakukan KPU saat ini, lanjutnya, masih awal kajian dan perlu dilakukan simulasi lanjutan untuk sampai kepada pilihan yang akan ditetapkan.
Evi menyebut masukan dan saran merupakan hal yang sangat penting bagi KPU dalam melakukan kajian untuk menyederhanakan surat suara Pemilu Serentak 2024.
Menurutnya, penyederhanaan dilakukan untuk mengurangi beban kerja Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) yang tinggi.
Hasil survei LIPI di 2019 lalu menunjukkan pemilih kesulitan karena banyaknya surat suara, KPU mengupayakan penyederhanaan.
- PDIP Menggugat KPU ke PTUN, Arief Poyuono Bakal Ajukan Gugatan Intervensi
- Ketua KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Calon Terpilih Pilpres 2024
- Ganjar-Mahfud Absen saat KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres
- Ekspresi Anies-Muhaimin saat Menghadiri Penetapan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024
- Gugatan Disidangkan di PTUN, Tim Hukum PDIP Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran
- Butuh 6.048 PPS dan 780 PPK Untuk Pelaksanaan Pilkada di Daerah ini