Pemimpin Harus Siap Hadapi Era Society 5.0, Nih Syaratnya
Pada sesi sesi ke-1 Webinar ini, Imron Arifin menyajikan materi tentang kepemimpinan di era metaverse.
Imron menawarkan model kepemimpinan religius-humastik dalam kepempimpinan era 5.0 dengan rule model Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan kepemimpinan.
“Tantangan pendidikan hari ini membutuhkan kepemimpinan yang adaftif,” ujar Imron.
Rektor Unhan Amarullah Octavian menyatakan peran dan fungsi Artificial Intellegent (AI) saat ini sangat diperlukan. Hal ini akan tepat jika kalangan menengah yang menjadi pionir.
Kalangan menengah tersebut adalah gabungan antara kalangan elite dan juga kalangan orang-orang berpendidikan. Tentunya perlu dilakukan melalui pendidikan dan tahapan pelatihan yang tidak mudah serta berkelanjutan.
Dia menyebutkan pemimpin era society 5.0 haruslah memiliki kemampuan IQ, EQ, SQ, dan AQ yang berkembang setiap waktunya. Hal ini perlu didukung oleh kebijakan terkait agar para pemimpin bisa terus mengembangkan potensi (AI) yang ada dalam diri dan pengikutnya.
Selain itu, pemimpin juga harus mampu menjadi agen perubahan untuk mewujudkan tujuan utama Undang-Undang yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Prof. Octavian memaparkan materi yang bertajuk tentang Model Kepemimpinan pada era Society 5.0.
Pemimpin harus mempersiapkan diri menghadapi era society 5.0. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan IQ, EQ, SQ, dan AQ.
- Peluang dan Risiko Penggunaan Kecerdasan Buatan
- Kemendikbudristek Dukung Penuh Film Biopik Ki Hadjar Dewantara
- Puluhan Universitas Top Dunia Ada di ICAN Education Expo 2024, Pengunjung Membeludak
- Pertukaran Pelajar Sinarmas World Academy & PKU ES Bawa Dampak Positif
- Memperingati Hardiknas, Irjen Fakhiri Mengenang Masa Bersekolah di Pedalaman
- Peringati Hardiknas 2024, Sekda Jateng: Momentum Tingkatkan Kualitas Pendidikan