Peneror Novel Jago, Profesional Plus Banyak Uang

Peneror Novel Jago, Profesional Plus Banyak Uang
Penyidik senior KPK Novel Baswedan saat diwawancarai di Masjid Alfalah, Singapura, Jumat (12/07/2017). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Bisa dibayangkan, ujar Johnson, sudah lebih 57 CCTV yang berada di sepanjang satu kilometer lokasi penyiraman itu diperiksa polisi. Tapi, tidak juga berhasil teridentifikasi siapa pelakunya.

Pengacara kondang ini menilai para pelaku sangat terlatih, terorganisir dan punya uang yang banyak. "Saya tidak bisa menduga-duga, tapi kalau orang yang pernah jadi korban, orang itu pasti punya pengalaman investigasi dan memahami unsur-unsur proses pembuktian sebuah kasus pidana," ungkapnya.

Memang, kata dia, seharusnya polisi lebih pintar dari penjahat. Tapi, kata Johnson, polisi tidak bisa mengungkap kejahatan yang pelakunya pintar menghilangkan alat bukti. "Itu jadi persoalan loh," kata dia.

Johnson mencontohkan, dia juga pernah memegang kasus pembunuhan yang tidak bisa diungkap Polri. Walaupun CCTV-nya sudah ada dan jelas pelakunya.

"Misalnya, kasus pembunuhan yang terbuka di restoran di Pekanbaru, sampai sekarang tidak terbukti. Jelas pelakunya, tapi tidak ada alat bukti," katanya. (boy/jpnn)


Pengungkapan kasus teror kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah berjalan empat bulan.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News