Pengadopsian Kendaraan Listrik di Indonesia Dinilai Masih Lambat Ketimbang Pasar Global

Pengadopsian Kendaraan Listrik di Indonesia Dinilai Masih Lambat Ketimbang Pasar Global
Ilustrasi pengisian daya untuk kendaraan listrik. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga riset PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia melaporkan perihal pengadopsian kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

PwC dalam survei bertema Indonesia Electric Vehicle Consumer Survey 2023, menyebut pengadopsian kendaraan listrik di Indonesia masih lambat dibandingkan di pasar global.

Lambatnya pengadopsian kendaraan listrik itu terjadi karena beberapa sebab, seperti masih adanya kekhawatiran mengenai ketersediaan stasiun pengisian daya, hingga pemeliharaan yang mahal dalam jangka panjang.

Dari hasil survei PwC, responden merasa khawatir terhadap ketersediaan stasiun pengisian untuk kendaraan listrik, baik untuk mobil (63 persen) maupun sepeda motor (52 persen).

Kekhawatiran responden lainnya ialah ketersediaan stasiun pengisian daya kendaraan listrik di daerah terpencil, di mana untuk mobil 54 persen dan sepeda motor 47 persen.

Hal itu menunjukkan perlunya infrastruktur pengisian daya yang merata untuk memenuhi kekhawatiran konsumen.

"Oleh karena itu, para pemimpin industri dan pembuat kebijakan sedang mempersiapkan masa depan di mana kendaraan ramah lingkungan dapat memainkan peran utama di pasar," kata PwC Indonesia Automotive Leader Hendra Lie, dalam keterangannya, Rabu.

Walaupun daya tarik EV makin besar, menurut PwC, kekhawatiran konsumen dapat memengaruhi tingkat adopsi EV secara signifikan.

PwC menyebut pengadopsian kendaraan listrik di Indonesia masih lambat dibandingkan di pasar global

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News