Pengadopsian Kendaraan Listrik di Indonesia Dinilai Masih Lambat Ketimbang Pasar Global
Kekhawatiran itu termasuk soal biaya pemeliharaan yang mungkin menjadi mahal dalam jangka panjang.
Sebanyak 87 persen responden paling khawatir terhadap biaya penggantian baterai, 83 persen mengkhawatirkan harga suku cadang, 66 persen khawatir terhadap pengeluaran tak terduga, dan 59 persen mengkhawatirkan biaya perawatan rutin.
PwC juga menggarisbawahi bahwa kesadaran konsumen Indonesia terhadap kendaraan listrik juga makin baik, sehingga diprediksi akan terjadi peningkatan permintaan kendaraan listrik ke depan.
Sebagian besar responden berpendapat bahwa EV adalah kendaraan masa depan.
Mesin yang lebih senyap (85 persen), teknologi inovatif (76 persen), dan aspek menarik yang belum pernah ada sebelumnya (82 persen), adalah tiga fitur utama EV yang tidak dapat ditiru di kendaraan berbahan bakar fosil.
Baterai solid-state sedang dikembangkan untuk memberi konsumen jangkauan berkendara yang lebih jauh, waktu pengisian ulang yang lebih cepat, dan peningkatan keselamatan, serta inovasi dalam pengisian daya nirkabel untuk meningkatkan fleksibilitas dan berkendara otonom.
Kemajuan mutakhir itu terutama dalam teknologi baterai dan efisiensi secara keseluruhan, dapat mengurangi biaya perawatan dan memperpanjang umur kendaraan. (rdo/jpnn)
PwC menyebut pengadopsian kendaraan listrik di Indonesia masih lambat dibandingkan di pasar global
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- SUV Listrik Murah Kia EV3 Bersiap Mengaspal
- Prestige Motorcars Memperkenalkan New Tesla Model 3 Highland
- Kencan Singkat Dengan Wuling Cloud EV, Berkesan!
- Kymco Buka Peluang Kerja Sama Dengam UMKM dan Produsen Motor Listrik
- Investasi 120 juta USD, Sunra Bangun Pabrik Motor Listrik Terbesar
- Moeldoko Sebut Insentif Kendaraan Hybrid Menghambat Pertumbuhan Mobil Listrik