Pengalaman Warga Asal Indonesia Menjalankan Puasa di Mesir, Norwegia, Cile, dan Meksiko

Pengalaman Warga Asal Indonesia Menjalankan Puasa di Mesir, Norwegia, Cile, dan Meksiko
Munirul Ilyas (dua dari kiri) merayakan Ied bersama istrinya Mutia Rahmatunnisa di Kairo. (Koleksi pribadi)

Ramadan pertama di Meksiko

Sementara itu di kota Toluca, sekitar 63 km dari ibu kota Meksiko City, Selvi Pertiwi yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya melewati Ramadan.

Meksiko dengan populasi 130 juta jiwa, 74 persen penduduknya menganut Katolik.

Selvi  pindah ke Meksiko setelah menikah dengan Carlos Zavala, yang ditemuinya lewat media sosial Instagram dan menikah online karena pandemi.

"Sekarang saya sedang hamil sehingga tidak puasa, namun setiap hari saya menemani dan mempersiapkan makanan untuk suami saya yang puasa penuh," katanya.

Walau sangat berbeda dengan Indonesia, menurut Selvi, selama Ramadan ini dia masih bisa merasakan sedikit suasana keislaman di sana karena adanya komunitas mualaf di kota tersebut.

"Di sini ada beberapa warga Meksiko yang masuk Islam juga ada warga islam lain dari Mesir, Pakistan, Suriah, Aljazair," kata Selvi yang baru saja lulus jadi sarjana akuntansi di Indonesia sebelum pindah.

"Minggu kemarin kami buka puasa bersama sekitar 30 orang yang hadir."

Rindu tradisi Indonesia menjelang Lebaran

Retno mengatakan di bulan Ramadan, khususnya di masa-masa menjelang Lebaran seperti sekarang, dia merindukan berbagai tradisi yang dulu ia jalani di Indonesia.

Berpuasa hingga 21 jam, tidak bisa membuat ketupat, sowan, sungkem, atau bagi-bagi amplop setelah salat Ied menjadi pengalaman yang dibagikan warga Indonesia yang berpuasa dan berlebaran di luar Indonesia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News