Pengamat: Masa Depan Demokrasi Terancam Gegara Politik Dinasti ala Jokowi

Pengamat: Masa Depan Demokrasi Terancam Gegara Politik Dinasti ala Jokowi
Pengamat politik Airlangga Pribadi Kusman hadir dalam penyampaian hasil jajak pendapat Arus Survei Indonesia di Jakarta, Senin (11/12). Dok: source for JPNN.

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil jajak pendapat terbaru tentang peta elektoral Pilpres 2024 di Pulau Jawa.

Dalam survei yang dilakukan di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur pada 28 November-5 Desember 2023 itu, masih diungguli pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Mereka unggul dengan suara 34,2 persen. Lalu ditempel Ganjar Pranowo-Mahfud MD (30,7 persen), dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (26,3 persen). Sementara yang tidak tahu/tidak jawab 8,7 persen.

Selain itu, dalam survei juga menyebutkan mayoritas publik menilai politik dinasti membahayakan masa depan demokrasi.

Pengamat politik Airlangga Pribadi Kusman pun membedah hasil jajak pendapat terbaru tersebut.

Pria yang juga berstatus pengajar di Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga (Unair) itu menilai survei ASI sangat kompetitif.

Dia pun meyakini Pilpres 2024 akan berjalan dua putaran, mengingat jarak elektabilitas antarpasangan yakni Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud, dan Anies-Muhaimin yang masih dalam margin of error.

"Temuan yang menarik lain adalah dari faktor yang mempengaruhi pilihan capres yakni program kerja (30,7 persen), berkarakter jujur dan dapat dipercaya (19,5 persen) dan pengalaman di pemerintahan (10,6 persen),” kata dia dalam siaran persnya, Senin (11/12).

Pengamat politik Airlangga Pribadi menilai publik khawatir dengan masa depan demokrasi Indonesia gegara prakrik dinasi politik di era Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News