Pengamat UI: Perangi Covid-19, Jokowi Saatnya Rekonsiliasi Umara & Tokoh-tokoh Islam

Pengamat UI: Perangi Covid-19, Jokowi Saatnya Rekonsiliasi Umara & Tokoh-tokoh Islam
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, DEPOK - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin telah meminta peran aktif ulama Islam dan tokoh-tokoh agama dalam memerangi Covid-19.

Bahkan di awal sambutannya dalam pertemuan virtual dengan para ulama dan tokoh agama Islam Indonesia, Senin (12/7), Ma'ruf mengaku bicara tidak hanya atas nama pemerintah, tetapi juga sebagai sahabat dari para ulama dan kiai.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Herryansyah mengapresiasi terhadap ajakan wapres Ma'ruf Amin.

"Ajakan itu bagus tapi kurang efektif jika hanya Wapres Maruf Amin yang bicara. Untuk hadapi ganasnya Covid-19, saatnya tepat bagi Jokowi penuh ketawaduan merajut rekonsiliasi hubungan dengan para tokoh-tokoh muslim ulama, habaib, tengku, ajengan berbasis kultural yang selama ini dianggap berseberangan dengan pemerintah, terutama pascapilpres dan penahanan HRS (Habib Rizieq Shihab) yang oleh sebagian tokoh Islam dianggap sebagai kezaliman," ujar Herryansyah dalam perbincangan di Depok,  Senin (19/7).

Menurut dia, pasifnya peran ulama dan tokoh agama lainnya, berimbas terhadap 'cueknya' akar rumput bahkan mengarah pada 'pembangkangan' terhadap segala kebijakan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19.

Herryansyah mengatakan buah dari pembiaran pembelahan, manajemen konflik yang masih tersisa pascapilpres 2019, perang buzzer media sosial, serta proses rekonsiliasi yang tidak tuntas sampai ke akar rumput, dan hanya bersifat elitis dilevel politik eksekutif dan legislatif.

"Toh, finally dirasakan saat ini ketika pemerintah membutuhkan dukungan rakyat dalam mengikuti imbauan dan kebijakan pemerintah menghadapi serangan Covid-19," ujarnya.

Herry menjelaskan bahwa dalam menghadapi pandemi ini dibutuhkan kerja sama yang harmonis umara dan ulama serta elemen masyarakat lainnya,  jika pemerintah dan bangsa ini tidak ingin terjebak dalam keadaan tidak menentu situasi pandemi yang bisa berefek krisis multidimensi.

Pasifnya peran ulama dan tokoh agama lainnya, berimbas terhadap 'cueknya' akar rumput bahkan mengarah pada 'pembangkangan' terhadap segala kebijakan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News