Penggemar K-Pop di Indonesia Cukup Kuat untuk Jadi Agen Perubahan?

"Orang cenderung menganggap hobi kita hanya fokus pada artis idola saja. Tapi dari yang saya lihat, K-poppers tidak seperti itu," ujarnya.
'Bukan fenomena semalam'
K-Pop mulai meraih popularitasnya di banyak negara Asia pada awal tahun 2000-an.
Saat ini penggemar K-Pop sudah semakin luas, mulai dari Bangkok hingga Texas, dari Seoul hingga Sydney.
Musik, drama televisi, dan aspek lain dari budaya populer Korea disebut sebagai 'Gelombang Korea' atau dalam bahasa setempat disebut Hallyu.
Upaya mempromosikan Hallyu ini telah dilakukan oleh masyarakat dan Pemerintah Korea Selatan sejak lama.
"Hallyu bukan fenomena semalam. Ini telah dimulai sejak tahun 1990-an melalui format yang meliputi drama, musik, film dan makanan," jelas Konsul Jenderal Republik Korea di Sydney, Sangwoo Hong, kepada ABC tahun lalu.
Kementerian Luar Negeri Korea melaporkan bahwa pada September 2020, terdapat 1.835 klub penggemar Hallyu di 98 negara, yang terdiri atas 104 juta anggota.

Inilah fenomena para penggemar K-pop di berbagai belahan dunia: menyuarakan dukungan kuat bagi gerakan Black Lives Matter (BLM), mempermalukan Donald Trump, hingga melontarkan kritik terhadap Pemerintah Thailand
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan