Pengkhianat Tebal

Oleh Dahlan Iskan

Pengkhianat Tebal
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kalau skandal telepon ini jadi perkara Graham dipastikan terlibat.

Pendukung Trump baru mulai marah padanya empat hari lalu. Yakni ketika proses penyertifikatan kemenangan Joe Biden disidangkan di Kongres.

Saat itu Graham bikin pernyataan: Kita harus bisa menerima Biden adalah pemenangnya, Trump kalah. Langsung Graham mendapat gelar baru: pengkhianat.

Tidak hanya ia. Daftar pengkhianat itu panjang sekali. Termasuk Wakil Presiden Mike Pence.

Kemarahan pendukung Trump tidak lagi fokus ke Demokrat –yang mereka anggap akan membawa Amerika menjadi negara komunis.

Fokus baru kemarahan itu justru pindah ke 'para pengkhianat' di dalam partai. Yakni mereka yang tidak mau membatalkan kemenangan Biden di forum tertinggi konstitusi. Yang sidangnya, sebenarnya, dipimpin oleh Pence sendiri.

Orang awam mengira ketua itu bisa punya otoritas apa saja. Mereka sangat kecewa pada Pence yang dianggap lemah.

Maka ketika ribuan orang –umumnya memperkirakan 25.000 orang– selesai  mendengar pidato Trump di sebuah lapangan terbuka –antara Gedung Putih dan Gedung Capitol–  semangat mereka menyala-nyala. Apalagi Trump menyerukan agar mereka semua bergeser ke Gedung Capitol.

Rupanya, pun di Amerika, emak-emak juga militan di politik. Yang paling lantang justru teriakan suara dua wanita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News