Pentingnya Seimbangkan Gizi Makro dan Mikro

Pentingnya Seimbangkan Gizi Makro dan Mikro
Lomba mewarnai dalam rangka seminar gizi dihadiri oleh Fatma Saifullah Yusuf istri Wakil Gubernur Jawa Timur. FOTO : JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Perkembangan fisik dan mental selama masa anak-anak merupakan modal utama yang akan membentuk dan menentukan masa depan kesehatan mereka. Hal tersebut dikatakan Medical Consultant K-Link Indonesia dr Arief Munandar dalam seminar kesehatan bertema Nutrisi Seimbang pada Masa Tumbuh Kembang Anak.

Menurut Arief, keseimbangan gizi sangat penting. Terutama dalam masa pertumbuhan. Sebab, menurut survei yang ada, anak-anak dengan masalah fisik, emosional, perilaku, atau perkembangan dua kali lebih mungkin untuk tidak aktif di sekolah. Kemudian ada fakta lagi bahwa hanya satu dari lima anak Indonesia yang mengonsumsi lebih dari lima jenis sayur dan buah perhari.

Tak heran jika akhirnya, di tahun 2017 sebanyak 7,8 juta balita di Indonesia mengalami gizi buruk sehingga WHO menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa fenomena yang terjadi saat ini memperlihatkan para orangtua yang hanya memperhatikan gizi makro saja, misalnya asupan lauk dan karbohidrat. Sedangkan gizi mikro seperti sayuran dan buah-buahan kurang begitu diperdulikan.

“Para orang tua harus tahu bahwa berbagai vitamin yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan tidak kalah penting bagi pertumbuhan anak. Khasiatnya pun sangat bagus bagi perkembangan otak,” tuturnya.

Konsumsi makanan yang seimbang sudah dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa makan-makanan yang seimbang artinya makanan tersebut harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, juga mineral. Sedangkan pada usia kanak-kanak, mereka cendrung sulit makan atau termasuk anak yang pemilih dalam makan (picky eater) sehingga sulit bagi orang tua untuk memenuhi standar makanan yang seimbang.

”Namun tidak perlu khawatir karena banyak cara efektif untuk mengoptimalkan perkembangan kecerdasan anak, di antaranya dengan memberikannya nutrisi yang tepat yang dapat dibantu dengan asupan suplemen setiap harinya,” jelasnya.

Selain seminar, acara yang dihelat di BG Junction itu juga diramaikan oleh coloring competition super kids. Kegiatan edukatif yang dirancang fun itu bertujuan agar bakat seni dan daya kreativitas anak berkembang. “K-Link Indonesia menyadari bahwa minat dan bakat anak-anak harus sudah diasah sejak dini, begitupun kesehatannya yang akan berpengaruh terhadap aktivitas mereka sehari-hari. Termasuk kegiatan ini, sangat bermanfaat dalam meningkatkan daya kreativitas, imajinasi, dan menyalurkan bakat si buah hati,” jelas Product Manager PT. K-Link Indonesia, Fatma Dwi Amartani. (JPNN/pda)

Tak heran jika akhirnya, di tahun 2017 sebanyak 7,8 juta balita di Indonesia mengalami gizi buruk


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News