Perang Dagang AS dan Tiongkok Bisa Untungkan Indonesia

Perang Dagang AS dan Tiongkok Bisa Untungkan Indonesia
Kedelai. Foto: jawapos

"Teknologi pertanian Amerika Serikat sudah mengandalkan penggunaan AI sebagai bentuk langkah percepatan berbagai proses pertanian," katanya.

Amerika Perketat Sistem Ekspor

Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih dari Partai Demokrat Paul Ryan menjelaskan bahwa Presiden Trump akan terus menjalankan proteksi yang ketat bagi guna mewujudkan jargon kampanye "Buat Amerika Hebat Lagi".

"Meski kebijakan itu berdampak negatif pada hubungan bilateral antara Amerika Serikat dengan negara lain, termasuk negara sekutunya sendiri (Kanada dan Mexico)," pungkasnya.

Selain itu, beberapa asosiasi pertanian Amerika Serikat juga sudah mengeluh dengan kebijakan ini, namun mereka hanya bisa mengandalkan kepiawaian pejabat di Gedung Putih dalam menata perdagangan komoditas pertanian yang dinilai masih defisit.

Sebelumnya Jajaran Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menggelar pertemuan dengan Ambassador di sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini, Kementan fokus pada pembicaraan kerjasama dan pengembangan benih padi bersama Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan serta penelitian dengan international Rice Research Institute (IRRI) di Filipina.

Dari Jepang, Ahli bidang Pertanian Sri Nuryanti meyakinkan bahwa negara matahari itu tetap menggunakan bahan baku produk asli Indonesia. Salah satunya adalah Java Tea Japan dan Japan Tea Association. Hal utu disampaikan Sri dalam seminar yang menghadirkan pengusaha teh Jepang.

"Indonesia itu kaya akan teh dengan citarasa dan aroma khas pegunungan yang cocok dinikmati penduduk Jepang. Makanya ketika kita putarkan video tentang produksi dan pengolahan teh di Indonesia, mereka benar-benar bersemangat," katanya.

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, rupanya berdampak negatif pada penjualan hasil pertanian di wilayah Maryland, khususnya pada kedelai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News