Perang Intel

Oleh Dahlan Iskan

Perang Intel
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mereka dibekali sebuah kapal yang panjangnya 40 meter. Perahu ini cukup besar untuk di Teluk Meksiko, tetapi tidak ada artinya kalau diterjunkan ke Samudra Pasifik. Perahu itu dilengkapi perahu kecil untuk tugas yang lebih rahasia.

Baca Juga:

Tugas mereka dimulai dari sebuah pelabuhan di Malaysia. Dari situlah kapal diluncurkan.

Tujuan kapal itu ke Jepang. Dokumen-dokumen kapal pun disiapkan dengan rapi: bahwa itu adalah kapal komersial. Yakni yang akan mengambil barang dari pelabuhan Jepang.

Tentu banyak juga peralatan penyelam, tetapi semua alat selam itu yang biasa dipakai para penyelam profesional. Tidak ada tanda-tanda operasi militer yang bisa terlacak.

Rute dari Malaysia ke Jepang memang harus melalui Laut China Selatan. Yakni wilayah yang oleh Tiongkok lagi dibangun kekuatan militer. Termasuk membangun pulau buatan.

Pulau buatan itu cukup besar. Bisa dibangun bandara militer di situ.

Amerika selalu gelisah dengan gerak-gerik Tiongkok di Laut China Selatan. Amerika ingin tahu banyak apa yang dilakukan Tiongkok di situ.

Tugas empat orang tersebut adalah memasang "alat" intelijen di sebuah batu karang di dasar laut. Alat itu akan merekam seluruh aktivitas Tiongkok di kawasan itu.

Kita bisa membayangkan betapa riuhnya kegiatan intelijen di Laut China Selatan. Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia hanya bisa jadi penonton –yang mungkin akan kena serpihan kacanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News