Perang Konsulat

Oleh Dahlan Iskan

Perang Konsulat
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Untuk sementara berita penutupan konsulat ini bisa  menjadi topik penting di Amerika. Bisa mengalihkan perhatian dari penanganan Covid-19 yang kedodoran di sana.

Namun hanya dua hari. Habis itu soal Covid-19 ramai lagi. Tiap hari penderita baru masih terus bertambah - di atas 50.000/hari.

Penting mana Konsulat Tiongkok di Houston dan Konsulat Amerika di Chengdu?

Rasanya seimbang. Hanya beda misi. Tiongkok memiliki konsulat di Houston untuk kepentingan ekonomi. Houston adalah 'ibu kota' minyak-nya Amerika.

Sebaliknya, Amerika memiliki konsulat di Chengdu untuk kepentingan politik: dekat dengan Tibet. Amerika sangat membela Dalai Lama, tokoh utama Tibet yang anti-Tiongkok.

Konsulat Chengdu juga pernah menjadi berita dunia. Yakni tahun 2012 lalu. Saat itu kepala polisi Chongqing minta perlindungan di konsulat itu. Selama 30 jam.

Chongqing, dulunya memang masuk provinsi Sichuan. Belakangan kota Chongqing dijadikan kota khusus langsung di bawah pusat - seperti Shanghai dan Tianjin.

Tujuannya: untuk mempercepat pembangunan wilayah pedalaman. Kini Chongqing, kota nun di pedalaman ini, menjadi kota metropolitan yang lebih besar dari Jakarta.

Belakangan, Amerika seperti lelah membela Tibet. Apalagi Tiongkok memang dengan nyata membangun dan memakmurkan Tibet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News