Perempuan Afghanistan Menanti Jawaban: Taliban Kelompok Kesatria atau Gerombolan Pria Gombal?

Perempuan Afghanistan Menanti Jawaban: Taliban Kelompok Kesatria atau Gerombolan Pria Gombal?
Pejuang hak perempuan Afganistan dan aktivis sipil melakukan protes menyerukan kepada Taliban untuk meneruskan prestasi mereka dan pendidikan, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afganistan, Jumat (3/9/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/foc/cfo

Kendati ada beberapa tanggapan positif, pertanyaan besar tetap mengemuka soal apakah Taliban akan memperluas pengaturan hak-hak perempuan menyangkut pekerjaan dan pendidikan.

Taliban harus menyadari bahwa kendati sudah berusaha memperlihatkan membuat kemajuan dalam memperhatikan kepentingan perempuan, banyak kalangan masih meragukan apakah Taliban benar-benar punya niat baik terhadap hak perempuan.

Keraguan itu tentunya bukan tanpa alasan karena Taliban masih memperlihatkan tindakan yang belum berpihak pada hak perempuan.

Pada September, misalnya, Taliban membentuk kabinet beranggotakan sejumlah menteri. Tidak ada satupun dari jabatan itu diberikan kepada perempuan. Kementerian urusan Perempuan juga dihapus.

Juru bicara pemerintahan Taliban Zabihullah Mujahid memang menyebutkan kemungkinan akan menambahkan perempuan di kabinet, tapi ia tidak menyebutkan garis waktunya.

Ia juga mengatakan Taliban sedang mempersiapkan aturan yang memperbolehkan perempuan dan remaja putri untuk kembali ke sekolah dan bekerja sesuai dengan hukum Islam, tapi juga tidak menyebutkan kapan aturan itu akan dibuat.

Pada saat ini, baru murid SD kelas 1-6 yang diperbolehkan bersekolah selain siswi-siswi perguruan tinggi --namun tempat duduk mereka harus terpisah dari para siswa laki-laki.

Mahbouba Seraj mengatakan Taliban sekarang perlu mengambil lebih banyak langkah. Ia mendesak juru bicara kelompok itu, Zabihullah Mujahid, untuk mengeluarkan lebih banyak aturan yang akan memastikan perempuan mendapatkan hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas publik.

Selama Taliban berkuasa di Afghanistan dari 1996 hingga 2001, perempuan mengalami aturan garis keras yang dianut kelompok tersebut

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News