Perjuangan Pak Kades Temukan Mata Air, Bisikan Gaib Leluhur

Perjuangan Pak Kades Temukan Mata Air, Bisikan Gaib Leluhur
Kastaman (kanan) menunjukkan tebing tempat penemuan mata air di Gunung Gentong, kawasan Bromo Tengger Semeru, kepada Direktur Pengembangan SDA Kemendes Arimurti Suprapto (tengah). Foto: Taufiqurrahman/Jawa Pos

Kastaman kemudian hilir mudik keluar masuk hutan. Menyusuri ceruk-ceruk dan ketiak Pegunungan Bromo. Hampir setiap hari. Berangkat gelap pulang petang. Kadang sampai bermalam.

Sementara itu, permintaan wangsit terus dipanjatkan, sesuai prosedur dan adat Tengger. Bayangan apa pun yang didapatnya dia bawa ke hutan untuk menyisir setiap jengkal tanah.

Mencari titik air berkumpul. Juni 2016, suatu siang, Kastaman yang kelelahan sehigga tertidur di bawah pohon.

Dia bermimpi didatangi salah seorang tokoh leluhur suku Tengger, Joko Kuncung, sang penjaga air.

”Le, kok soro-soro nggolek banyu, neng umayang ono banyu, sana parani nang Genthong,” kata Kastaman menirukan bisikan itu.

Artinya, ”Nak, kenapa susah-susah cari air, di tempatku ada air. Sana pergi ke Gentong!” Kastaman segera merespons sasmita gaib yang diterimanya.

Menurut petunjuk Eyang Kuncung, ada dua mata air di Gentong. Satu di atas, mengalir kecil, tapi bisa mencukupi kebutuhan. Satu di bawah, banyak, menggenang, tapi agak keruh.

Dia segera mencari Bukit Gentong. Sedikit sekali yang tahu keberadaan bukit itu. Setelah mencari sepanjang tepi lereng, Kastaman tertumbuk pada gemericik air yang jatuh di sebuah batu.

Suatu siang, Kastaman tertidur di bawah pohon. Dia bermimpi didatangi salah seorang tokoh leluhur suku Tengger, Joko Kuncung, sang penjaga air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News