Perlu Dialog Inklusif untuk Mencari Solusi Pembangunan Papua yang Berkelanjutan dan Damai

Perlu Dialog Inklusif untuk Mencari Solusi Pembangunan Papua yang Berkelanjutan dan Damai
Warga Papua. Ilustrasi Foto: dok Humas Kemendagri

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti LIPI, Rosita Dewi menegaskan bahwa semua pihak yang hari ini mengevaluasi Otsus Papua punya dasar masing-masing. Yang bilang berhasil ada dasarnya, yang bilang gagal juga ada alasannya.

"Pihak yang mengklaim Otsus berhasil bersandar pada fakta angka kemiskinan di Papua yang turun," Jelas Rosita dalam diakusi bertajuk 'Mencari Formulasi Tepat Pembangunan Papua yang berkelanjutan', Sabtu (8/8).

Tak hanya itu, Otsus diklaim berhasil juga karena Indeks Pembangunan Manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun, penurunan angka buta aksara, serta maraknya pembangunan infrastruktur di Papua.

Sementara itu, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Human Studies Institute (HSI) ini, Rosita juga menjelaskan dasar tudingan yang mengatakan Otsus gagal.

"Meskipun angka kemiskinan turun dibanding periode yang lalu, tapi kalau dilihat angka kemiskinan OAP tetap tinggi. Pun begitu dengan IPM, meski terus naik, tetapi jika dibandingkan provinsi lain, Papua Barat dan Papua tetap terendah. Sehingga ada anggapan kesejahteraan bagi OAP masih belum terwujud," tambah Rosita.

Karena ada indikator atau parameter yang berbeda dari masing-masing pihak dalam mengevaluasi Otsus, Rosita memandang perlu ada dialog untuk mencari solusi bersama persoalan pembangunan Papua yang berkelanjutan dan damai.

"Dialog inklusif yang integratif, simultan, dan komprehensif yang setara dan melibatkan semua pihak," pungkasnya. (dil/jpnn)

Peneliti LIPI, Rosita Dewi menegaskan bahwa semua pihak yang hari ini mengevaluasi Otsus Papua punya dasar masing-masing


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News