Pertanian Mulai Pulih, Pemerintah Harus Segera Benahi Tata Kelola Pupuk Bersubsidi

Pertanian Mulai Pulih, Pemerintah Harus Segera Benahi Tata Kelola Pupuk Bersubsidi
Stok pupuk bersubsidi (Ilustrasi). Foto: dok Pupuk Indonesia

jpnn.com - Serapan pupuk bersubsidi yang hampir mencapai 100 persen sebelum pengujung tahun mengindikasikan telah pulihnya sektor pertanian setelah diterpa kendala pasokan pupuk akibat dampak perang Rusia dan Ukraina sejak Februari lalu.

Kondisi ini pun meningkatkan optimisme terkait dengan pengendalian inflasi pangan yang sempat menjadi pengerek utama indeks harga konsumen (IHK).

Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan menjaga momentum membaiknya kinerja sektor pertanian pemerintah disarankan untuk melanjutkan pembenahan tata kelola dan distribusi pupuk bersubsidi sehingga inflasi pangan pada tahun depan kian terkendali.

"Memang kita dorong permasalahan distribusi pupuk ini harus dibereskan," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, Selasa (20/12/2022).

Selain itu, Nailul menyarankan kepada pemerintah untuk melanjutkan perbaikan dari sisi distribusi dan pendataan, sehingga pupuk subsidi atau anggaran subsidi melalui pupuk yang dikucurkan tepat sasaran.

Dia menambahkan, pemerintah juga perlu memperbesar alokasi subsidi pupuk pada tahun depan untuk menjaga kelancaran pasokan dan stabilitas harga. Sebab, apabila anggaran untuk pengadaan pupuk bersubsidi tak ditambah, maka akan menaikkan harga jual pupuk nonsubsidi sebagaimana terjadi pada akhir tahun ini.

"Indef mendorong untuk memperbesar anggaran untuk subsidi pupuk bersubsidi ini, sehingga harganya bisa lebih stabil," ujarnya.

Menurutnya, sepanjang anggaran subsidi untuk pupuk bersubsidi terbatas, maka akan tetap terjadi gejolak harga karena pasokan yang terbatas. Ini pun menurutnya juga berdampak ada naiknya harga pupuk nonsubsidi.

Serapan pupuk bersubsidi yang hampir mencapai 100 persen sebelum pengujung tahun mengindikasikan telah pulihnya sektor pertanian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News