Perubahan Iklim jadi Tantangan yang Harus Dijawab dengan Teknologi

Perubahan Iklim jadi Tantangan yang Harus Dijawab dengan Teknologi
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Humas BPPSDMP.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan jika pertanian harus kuat, pertanian harus mampu jadi penggerak ekonomi.

"Tidak bisa dikesampingkan kerjasama pemerintah Pusat dan daerah sangat penting, pertanian harus maju terus,” tegas Dedi.

Selain itu, sistem dan alat pertanian modern berbasis teknologi akan menjadi salah satu penentu tercapainya target produksi pangan di masa mendatang.

“Pertanian tidak mungkin tanpa teknologi, tidak mungkin tanpa inovasi. Pertanian harus bisa beradaptasi agar mampu mencapai target yang ada. Saat ini iklim sudah berubah, sedang berubah dan akan selalu berubah,” tegasnya.

Menurutnya, insan pertanian harus beradaptasi dan mitigasi iklim dengan menghadirkan kesatuan emosional dan kebersamaan dengan para stakeholder lainnya, termasuk para penyuluh pertanian, untuk mengantisipasi perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

"Beberapa agenda intelektualpun telah disusun, diantaranya melalui Program SIMURP. Melalui Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP diharapkan dapat menaikan IP, menurunkan emisi GRK dan meningkatkan pendapatan petani," kata Dedi lagi.

Sebagai penerima manfaat SIMURP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Mitra Tani Balai Penyuluhan Pertanian Waled Kabupaten Cirebon telah menerima bantuan berupa fasilitas alat mesin pertanian berupa Power Threser dan 2 unit pompa air.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Waled Hentiyo menuturkan dengan menggunakan atau menerapkan mekanisasi maka dapat menekan biaya produksi dan waktu pengerjaan yang lebih cepat dengan hasil yang maksimal dibandingkan dengan tenaga kerja manusia.

Dalam kondisi apa pun, termasuk perubahan iklim yang tak menentu, produksi pertanian harus digenjot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News