Pesta Manis, Lalu Inter Segera Menangis

Pesta Manis, Lalu Inter Segera Menangis
PISAH - Massimo Moratti dan Jose Mourinho ketika sesekali berjumpa dalam latihan keseharian Inter Milan. Foto: Inter.it.
Pria yang kerap disebut sebagai The Special One itu, tidak menampik bahwa alasan dia untuk pergi adalah pendekatan dari Real. Namun, dia sendiri juga punya ambisi untuk menjadi pengoleksi gelar domestik di tiga liga paling elit Eropa. Setelah sukses di Premier League dan Serie A, kini bidikannya adalah Liga Primera. Lebih jauh, dia juga ingin menjadi pelatih pertama yang merebut trofi Liga Champions bersama tiga klub berbeda.

"Memang hanya Real yang tertarik kepada saya. Tapi saya belum berbicara dengan siapapun, dan belum menandatangani apapun," kata Mourinho. "Di Italia saya sudah memenangkan semuanya. Saya memenangi dua trofi Champions dengan dua klub, dan saya bisa melakukannya dengan klub ketiga," lanjutnya.

Salah satu yang membuat Mourinho ingin menguji kesaktiannya di Real, menurutnya pula, adalah persamaan klub tersebut dengan dirinya. Yakni, sama-sama berambisi keras untuk menjadi juara. Meskipun, kadang metodenya tidak tepat. Kerakusan presiden Florentino Perez memborong banyak bintang musim panas lalu merupakan salah satu buktinya.

Mourinho sendiri terbukti jeli mengamati talenta-talenta berharga di bursa transfer. Musim panas lalu, dia mendorong Presiden Inter Massimo Moratti untuk membeli beberapa pemain, seperti Diego Milito, Thiago Motta dan Wesley Sneijder, yang ternyata menjadi nyawa baru buat Nerazzurri. Apakah dia akan melakukan hal yang sama di Real?

INTER Milan boleh saja berpesta habis-habisan, pasca kesuksesan mereka meraih trofi Liga Champions yang sudah dinanti-nantikan 45 tahun lamanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News