Petani Tebu Desak Pemerintah Tekan Impor Gula

Petani Tebu Desak Pemerintah Tekan Impor Gula
Gula rafinasi. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun mendesak pemerintah menekan impor gula ke Indonesia. Menurut Soemitro, sejauh ini ada kelebihan impor gula yang diindikasikan dengan banyaknya rembesan gula rafinasi di beberapa daerah.

"Impor gula harus dibatasi sesuai kebutuhan dong. Kebutuhan manusia Indonesia katakanlah rata-rata sebelas kg setahun per orang. Jadi jangan dilebih-lebihkan," katanya, dalam rapat kerja nasional APTRI bertema Keberpihakan Pemerintah terhadap Kesejahteraan Petani Tebu, di Jakarta, Kamis (20/7).

Rakernas tersebut dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Dr. Kasan, M.M, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. Bambang MM, Kasubdit Tebu dan Pemanis Lain Kementerian Pertanian Ir. Gede Wirasuta, perwakilan dari direksi PTPN, pengurus Kadin, pejabat direktorat pajak serta pihak terkait lainnya.

Soemitro mengungkapkan, pembatasan bahkan penghentian impor gula menjadi hal penting kalau memang komitmen terhadap swasembada gula ingin dicapai. Hal ini juga sangat ditentukan oleh kesejahteraan petani gula agar tetap mau konsisten menanam tebu.

"Kalau kesejahteraan petani gula hancur, maka saya yakin mereka makin lama tidak mau menanam tebu. Nah, kalau gak menanam tebu berarti harus impor. Kalau impor jelas berarti bertolak belakang dengan keinginan swasembada gula," imbuhnya.

Menurut Soemitro, banyak salah perhitungan yang akhirnya dijadikan alasan untuk menaikkan angka impor gula dari waktu ke waktu. Padahal kebutuhan pada konsumsi gula tak bisa disamakan dengan kebutuhan akan daging sapi. Konsumsi gula belum tentu meningkat jika kesejahteraan ekonomi meningkat. Berbeda dengan daging yang konsumsinya makin meningkat ketika kesejahteraan ekonomi masyarakat naik.

"Makin mapan ekonomi makin kencang juga makan daging. Sebaliknya kadang konsumsi gula bagi kalangan ekonomi atas justru menurun dibanding kalangan menengah. Sering terjadi makin kaya makin mengurangi gula," tuturnya.

Masih terkait impor, APTRI mendukung rencana pemerintah untuk mendirikan pabrik gula baru berbasis tebu yang memproduksi gula putih, sehingga kebutuhan dalam negeri makin mudah terpebuhi. Namun jangan sampai pabrik gula itu justru menggiling raw sugar impor. "Ini syarat mutlak, jangan nanti pabrik baru dibuat kemudian dijadikan celah untuk impor raw sugar. Kalau begitu kan sama saja bohong," kata Soemitro.

Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun mendesak pemerintah menekan impor gula ke Indonesia. Menurut Soemitro,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News