Petenis Berbakat Asia Genjot Australia Terbuka dan Pariwisata

"Tak diragukan lagi, kekuatan tenis di wilayah Asia-Pasifik telah berubah."
Berasal dari Eropa dan telah lama dikenal sebagau olahraga Barat, tenis kini telah menemukan pasar pertumbuhan terbesar di Asia pada abad ini.
Pada tahun 2011, Li Na menjadi petenis Asia pertama yang menggondol gelar tunggal Grand Slam saat ia memenangi Perancis Terbuka.
Tiga tahun kemudian, Li memenangi kejuaraan tunggal Grand Slam keduanya di Australia Terbuka, dengan lebih dari 100 juta orang menonton di China.
Sang juara timbulkan ketertarikan
Apa yang disebut "efek Li Na" menarik banyak minat terhadap tenis dan telah menjadi katalis bagi pertumbuhan profil olahraga ini di China dan Asia.
"Setelah Li Na memenangi kejuaraan turnamen besar, semua orang [di China] tahu tenis," ujar petenis China, Zhang Shuai, setelah tersingkir dari turnamen itu di putaran kedua.
"Tenis jauh lebih populer [di China] daripada sebelumnya. Ia melakukan pekerjaan yang hebat."
Setelah Li Na pensiun di tahun 2014, demam untuk memenangi Grand Slam sedikit menurun, namun ketertarikan pada olahraga tersebut belum turun. Sebagai gantinya, lembaga Tennis Australia mengatakan bahwa olahraga tersebut telah mengalami masa pertumbuhan yang berkelanjutan.
Jika Anda melihat jumlah pemirsa TV di seluruh dunia, hanya seperlima saja yang berada di Australia, 80 persen di antaranya di luar negeri ... sekitar 40 persen berasal dari Asia saja, itu tidak termasuk Australia.
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Bromo Jadi Tujuan Wisatawan Mancanegara, Khofifah Cetak SDM Siap Kerja Lewat SMKN Sukapura
- Prof Azril: PIK 2 Harus Menjadi Model Pariwisata Urban
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?