Peternak Minta Asuransi Sapi

Peternak Minta Asuransi Sapi
Peternak Minta Asuransi Sapi

BOGOR - Kelompok petani sapi perah di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang mengeluhkan berbagai jenis penyakit yang menyerang hewan ternak terutama selama musim hujan.
    
Mereka mengusulkan agar pemkab menggenjot program asuransi untuk ternak. Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat 12 kelompok tani di 12 RW dari 43 RT yang ada di Desa Situ Udik.
    
Setiap kelompok tani, mayoritas memiliki 30 ekor sapi. Sedangkan, peternak sapi lainnya bersifat perorangan. Peternak rata-rata memiliki 5 sampai 7 ekor sapi perah.
    
Satu ekor sapi dapat diperah dua kali sehari. Sementara, susu yang dihasilkan dari satu ekor sapi bervariasi, bisa mencapai 4 sampai 7 liter per hari.
    
Salah seorang anggota kelompok peternak sapi perah Barokah, Udin Fahrudin (50) mengatakan, selama dua bulan terakhir sejumlah sapi miliknya sakit.
    
“Mayoritas sapi perah kami terjangkit Pnemonia atau yang dikenal dengan nama radang paru-paru dan Tympani alias penyakit kembung," katanya.
    
Menurut dia, kini produktivitas susu hasil perahan terus berkurang akibatnya pendapatan terus berkurang.

"Dalam satu hari kami mampu menghasilkan 100 liter susu dari 20 ekor sapi. Namun, karena ada 7 ekor sapi yang mengalami sakit, produksi pun menurun menjadi 65 liter per harinya," keluhnya.
    
Satu liter susu sapi, kata dia, dihargai Rp3.500. Biasanya, para peternak menjualnya di koperasi peternak susu. "Biasanya, per hari penghasilan kami Rp350 ribu. Kini berkurang menjadi Rp227.500," tambahnya.  
    
Lebih lanjut ia mengatakan, setiap sapi yang sakit mendapat perawatan khusus dari dokter hewan. "Dalam satu bulan biaya perawatan dan pengobatan berkisar Rp4 juta per 20 ekor sapi," jelasnya.
    
Sementara, untuk biaya makan 20 ekor sapi per harinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp300 ribu untuk biaya makan sapi.

"Saya harus membeli kosentrat Rp100 ribu per 40 kilogram. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan hewan ternak saya dibutuhkan 80 kilogram kosentrat. Kemudian ampas tahu sehari 10 karung dengan harga Rp15 ribu," paparnya.
    
Namun, sambung dia, memasuki musim penghujan ini dirinya tak hanya harus membeli kosentrat dan ampas tahu saja. Tetapi, rumput untuk makan sapi pun harus dibelinya. Pasalnya, ketersediaan lahan rumput sudah mulai berkurang. Terlebih, sambung dia, saat musim penghujan rumput sulit tumbuh.
    
"Biasanya dalam satu hari kami menghabiskan 17 karung rumput, yang dibeli dengan harga Rp5 ribu per karungnya. Permasalahan ini sudah dialami sejak memasuki bulan Desember 2013," bebernya.
    
Ia berharap, Pemkab Bogor dapat mengagendakan asuransi hewan ternak sebagai kebijakan yang pro terhadap para peternak. Terpisah, Kaur Pemerintahan Desa Situ Udik, Mista mengaku, telah mengajukan bantuan kepada pemkab dalam Musyawarah Pembangunan (Musrembang) untuk membantu para peternak sapi.
    
Ia mengatakan, dari jumlah penduduk di desanya 14.500 jiwa Mayoritas bekerja sebagai petani petani, peternak, dan buruh. “Semoga segera ada bantuan,” ucapnya. (rp6)


BOGOR - Kelompok petani sapi perah di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang mengeluhkan berbagai jenis penyakit yang menyerang hewan ternak terutama


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News