Picu Jumlah TKA Ilegal Meningkat, Bebas Visa Minta Dievaluasi
jpnn.com - JAKARTA - Adanya desakan agar kebijakan bebas visa bagi 169 negara yang diberlakukan pemerintah sejak 2015, mendapat dukungan dari Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha.
Salah satu alasannya, pemberlakuakn bebas visa memicu meningkatnya jumlah tenaga kerja asing (TKA) ilegal, seperti yang belakangan terungkap di berbagai daerah.
"Ya itu mesti dievaluasi. Sebaiknya bebas visa itu hanya paspor diplomatik dan paspor dinas saja. Namanya paspor service, service passport," kata Tamliha melalui sambungan telepon kepada wartawan di Jakarta, Selasa (20/12).
Bagi yang tidak memiliki paspor diplomat dan service passport, lanjut dia, semestinya harus memiliki visa. Seperti negara Kazakstan. Di sana untuk paspor diplomatik dan dinas tidak menggunkan visa
Sementara warga negara biasa harus gunakan visa agar memudahkan intelijen memantau keberadaan orang yang berada di Indonesia. Termasuk, adanya orang asing yang masuk sebagai turis tapi malah bekerja secara ilegal.
"TKA kan bukan problem serius, tapi kalau jadi sebuah ancaman negara, itu yang mesti dievaluasi. Kalau misalnya orang China mau wisata, ya wisata, jangan kerja," tegas politikus PPP itu.
Dia juga meminta pihak imigrasi tidak menutup mata terhadap persoalan banyaknya TKA ilegal. Aparat intelijen juga harus kuat dan mampu mendeteksi setiap orang yang datang ke Indonesia. Apakah dia TKA ilegal, wisatawan atau lainnya.
"Kita jangan sebatas cuap-cuap teroris itu dari ISIS saja. Bisa saja negara lain membuat teror. Misalnya yang tanam cabai perusak tanaman. Itu kan terorisme namanya, itu sudah masuk kategori terorism, membahayakan pangan," pungkas Tamliha.(fat/jpnn)
JAKARTA - Adanya desakan agar kebijakan bebas visa bagi 169 negara yang diberlakukan pemerintah sejak 2015, mendapat dukungan dari Anggota Komisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai & TNI Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Jalur Tikus Perbatasan RI-Malaysia
- 3.445 Formasi CPNS 2024 Khusus untuk Lulusan SMA Sederajat
- Endus Temuan Food Estate, Auditor BPK Minta Rp12 Miliar dari Kementan agar Tutup Mata
- Mensos Risma Tidak Akan Hadiri Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel
- Bea Cukai Jember dan Satpol PP Sita MMEA Ilegal dari Sebuah Toko, Segini Banyaknya
- Seleksi PPPK 2024 Hanya untuk P1? Dirjen Nunuk Beri Informasi