PLN Bangun 3 PLTU dan 2500 Tower
Jumat, 22 Maret 2013 – 04:15 WIB
Menurut Sumardji, sapaan akrab-Sumardji Yono, ayah tiga anak kelahiran, Semarang itu, sebenarnya pembangkit tersebut Desember 2012 lalu sudah mulai beroperasi. Namun, karena banyaknya hambatan, pembangunannya tertunda.
Kata dia, dengan berbagai hambatan tersebut, rencana pengopeasian pada 2014 itu akan molor, bila tidak mendapat dukungan dari Pemda. "Kalau ingin pembangkit ini segra terwujud, dukungan dari Pemda sangat diperlukan, dalam menyelesaikan masalah sosial di masyarakat. Kami tidak bisa berbuat banyak tanpa bantuan dari pemerintah," ujar alumnus Universitas Gajah Mada, kelahiran 2 Agustus 1965 ini dengan kalem.
Itu baru pembangkit. Padahal yang sedang dibangun PLN, juga jaringan 150 kV, untuk intekoneksi yang listriknya disuplai dari tiga pembangkit besar itu. Dengan interkoneksi dari PLTU ini, saling mengisi antara satu dan lain apabila terjadi gangguan.
Dengan tiga PLTU ini pula, Kalteng menghasilkan 330 MW. Sementara beban puncak hanya 117,5 MW tiap hari. Meski masih ada kelebihan setrum, tak berati listrik di Kalteng melimpah. Hingga sekarang, masih banyak kelompok masyarakat yang menggunakan diesel secara komunal hasil swadaya mereka sendiri. "Saya optimis, begitu tiga pembangkit ini beroperasi, dayanya pun akan habis," tuturnya. Untuk interkoneksi antara satu daerah dengan daerah lainnya, PLN tengah membangun jaringan 150 kV sebanyak 2442 tower sepanjang 828,26 km. (din)
UNTUK menerangi seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), PT PLN membangun sistem interkoneksi kelistrikan, mulai dari Palangkaraya hingga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun