Politikus PDIP: Ketahanan Pangan Jangan Sekedar Pencitraan

Politikus PDIP: Ketahanan Pangan Jangan Sekedar Pencitraan
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Arteria Dahlan  mengingatkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) agar tidak memainkan data ketahanan pangan nasional, apalagi untuk pencitraan.

Hal itu disampaikan Arteria menyikapi peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-35 tahun 2015, di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (17/10). Dalam acara ini, hadir Wapres RI Jusuf Kalla.

Arteria mengatakan peringatan HPS mengingatkan bangsa Indonesia tentang lemahnya manajemen tata kelola pangan negara. Pemerintah, kata dia, tidak mampu menghasilkan data yang akurat. Akibatnya  sulit memastikan hadirnya informasi ketersediaaan pangan yang akurat dam mudah dipahami serta dapat dipertanggungjawabkan.

“Pemerintah harus serius dan obyektif dalam memotret pangan nasional. Jangan coba-coba dimainkan, apalagi untuk pencitraan. Hadirkan data akurat terkait berapa jumlah cadangan pangan nasional,” kata Arteria, Minggu (18/10).

Anggota Komisi II DPR ini melihat ada yang aeh terkait data ketahanan pangan, karena masing-masing kementerian dan lembaga pemerintah berbeda-beda.

“Saat ini kan lucu, antara kementrian da lembaga datanya berbeda. Ini ada apa? Jangan bermain main terkait pangan, salah kebijakan implikasinya sangat besar. Ini masalah hidup dan kehidupan, masalah kepentingan orang banyak, politik anggaran,” tegasnya.

Karena itu, pihaknya meminta perbedaan data ini diusut tuntas. Karena diantara pemerintah datanya sudah berbeda.

Data BPS untuk GKG (gabah kering giling, red) panen nasional sebanyak 75,5 juta ton. Jika dikonversi menjadi beras (acuan 0,57) menghasilkan 43 juta ton beras. Itu berbeda dengan data pemerintah 28,5 juta ton.

JAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Arteria Dahlan  mengingatkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) agar tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News