Prajurit TNI Antiteror Dikerahkan ke Papua

Prajurit TNI Antiteror Dikerahkan ke Papua
Ilustrasi prajurit TNI. Foto: dok/JPNN

Seorang prajurit infanteri biasa dengan baret hijau harus menjalani sedikitnya enam bulan latihan di bawah komando pasukan khusus sebelum akhirnya berhak mengenakan baret hijau gelap raider.

Pasukan raider juga berkemampuan perang antiteror dan antigerilya.

Batalion Infanteri Raiders dibentuk pada 2004, saat masa kepemimpinan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Setiap Kodam memiliki satu batalion ini, yang dilatih secara terintegrasi dan sangat intensif melalui program khusus pembentukan. Satuan-satuan baru di tiap kodam itu masih ditambah beberapa Batalion Infanteri Raiders yang direkrut dari batalion infanteri Kostrad.

Adapun peresmian Batalion Infantri Raiders ini dilaksanakan di Jalan Benyamin Suaeb bekas landas pacu Bandara Internasional Kemayoran, Jakarta, pada Hari Bhakti Kartika TNI AD 2004.

Sebagian prajurit raider dari Batalion Infanteri 600 Modang ini juga berpengalaman latihan bersama tentara Angkatan Darat Amerika Serikat.

Pada 2021 mereka berlatih bersama dalam Operasi Garuda Shield 2021, berupa pendaratan pantai, di mana pasukan diturunkan dari perahu karet beberapa ratus meter dari pantai, dan mengendap-ngendap menuju daratan sebelum menyergap musuh yang tidak sadar sedang dikepung dan dibidik. (antara/jpnn)


Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso menemui dan melihat kesiapan prajurit Batalion Infanteri Raider 600 Modang sebelum diberangkatkan ke Papua.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News