Presiden FIFA Juga Ingin Hapus Replay

Presiden FIFA Juga Ingin Hapus Replay
Presiden FIFA Juga Ingin Hapus Replay

jpnn.com - ZURICH - Presiden FIFA Sepp Blatter belum henti-hentinya melepaskan ide kontroversial dalam dunia sepak bola.

Setelah melemparkan wacana pengurangan poin bagi tim yang pemainnya melakukan rasisme, Blatter kembali memunculkan perdebatan seiring keinginan menghapus replay (tayangan ulang) televisi sebagai dasar pengambilan keputusan bagi wasit.
 
"Karena saya adalah sosok yang fanatik menggunakan cara-cara konservatif. Itu yang membuat saya tidak menginginkannya (tayangan ulang, Red)," kata Blatter kepada Bein Sports.
 
Menurut Blatter, replay berpotensi mengubah arus pertandingan. Sebab, lanjut orang nomor satu FIFA sejak 1998 itu, mahkota dari sebuah pertandingan adalah semua hal yang terjadi selama 90 menit pertandingan. Sehingga, semua masalah yang terjadi dalam laga, harus diselesaikan saat itu juga.
 
"Semua harus hidup dengan kesalahan manusia, dan semua kesalahan yang terjadi dalam sebuah pertandingan itu sangat manusiawi," jelas kakek 78 tahun itu.
 
"Jadi, tidak perlu ada yang harus diperdebatkan terkait apa yang terjadi dari sebuah pertandingan ketika peluit panjang telah berbunyi," jelasnya lagi.
 
Ide konvensional Blatter tentu bertolak belakang dengan kebijakan FIFA yang pada Piala Dunia 2014 mulai memperkenakan teknologi garis gawang. Bagi sebagian penggemar sepak bola, kontroversi memang sebuah bumbu yang menarik.

Tapi, terlalu banyak kontroversi juga membuat olahraga lapangan hijau itu berdampak negatif yang timbul dari ulah segelintir fans. (dik/dns)


ZURICH - Presiden FIFA Sepp Blatter belum henti-hentinya melepaskan ide kontroversial dalam dunia sepak bola. Setelah melemparkan wacana pengurangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News