Presiden Jawa

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Presiden Jawa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com.

Dalam mimpi kolektif kita sebagai negara bangsa, persoalan asal usul suku dan wilayah, sudah seyogianya kita tanggalkan dan tinggalkan. 

Justru fakta demografis dan sosiologis itu harus menjadi tantangan kita, dalam program edukasi dan literasi politik dan keadaban demokrasi yang terus kita bangun. Begitu kata Hendrawan.

Pernyataan Hendrawan ini normatif dan idealis, sementara LBP ingin bersikap realistis. 

Dia melihat realitas politik Indonesia masih tetap didominasi oleh konstruksi lama bahwa hanya orang Jawa yang bisa menjadi presiden. 

Hal ini sudah menjadi semacam mitos politik yang diyakini oleh banyak orang.

Dalam sejarah Indonesia, 7 presiden yang pernah berkuasa berasal dari etnis Jawa dan beragama Islam. 

Satu-satunya yang tidak beretnis Jawa ialah B.J Habibie yang beretnis Gorontalo berdarah Bugis. 

Kepresidenan Habibie dianggap tidak paripurna, karena hanya menjabat selama 2 tahun menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri.

Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News