PRIMA: Indonesia Harus Lebih Keras Suarakan Ketidakadilan Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Bidang Kebudayaan Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) AJ Susmana mengatakan Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 harus lebih keras menyuarakan ketidakadilan dunia.
AJ Susmana menyampaikan hal itu menanggapi rencana Kemendikbudristek menjadi pemimpin Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 (G20 Culture Ministers’ Meeting) pada September 2022 mendatang.
Pertemuan nanti menjadi awal dari rangkaian kegiatan G20 di bidang kebudayaan.
Menurut Susmana, pertemuan G20 sendiri sering mendapatkan kritik dan protes. Sebab pertemuan G20 dianggap sebagai ajang legitimasi jalan kapitalisme global yang menyebabkan kemiskinan global tetap bertahan dan merajalela.
Dia menilai negara-negara yang bergabung dalam G20 terdiri dari dua unsur, yaitu negara maju dan berkembang dengan penduduk yang berjumlah banyak yang seakan merepresentasikan mayoritas jumlah manusia di bumi.
Menurut Susmana, dua unsur tersebut menunjukkan ketimpangan dan ketidakadilan bila G20 hanya menjadikan negara-negara berkembang sebagai sandaran sebagaimana praktiknya selama ini.
“Untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat, justru ‘kemiskinan, ketidaksetaraan, ketidakadilan’ seharusnya tetap menjadi isu pokok, utama dan prioritas,” ujar Waketum PRIMA AJ Susmana.
Menurut Susmana, Presidensi Indonesia di G20 kali ini, Indonesia berkesempatan untuk menggaungkan lebih keras.
Waketum Bidang Kebudayaan PRIMA AJ Susmana mengatakan Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 harus lebih keras menyuarakan ketidakadilan dunia.
- Kemnaker Bentuk Tim Substansi G20 EWG 2024, Ini Harapan Sekjen Anwar Sanusi
- Menlu Beberkan Data Diplomasi Ekonomi, Bawa Untung Banyak Buat Indonesia
- Menlu Retno: Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia
- Para Pemimpin G20 Menyerukan Aksi Penghentian Konflik Palestina
- Menko Airlangga Sebut G20 Harus Mendorong MDBs
- Mewakili Presiden di G20 Leaders’ Summit, Airlangga Serukan Two-State Solution