Produksi Lapangan Jangkrik Melimpah, 2019 Setop Impor LNG

Produksi Lapangan Jangkrik Melimpah, 2019 Setop Impor LNG
Ilustrasi sumur migas. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Melimpahnya produksi gas dari FPU (unit produksi terapung) Jangkrik (Lapangan Jangkrik) yang dapat memenuhi kebutuhan domestik membuat Indonesia diprediksi tak akan mengimpor gas alam cair (LNG) pada 2019.

’’Yang di Jangkrik ini maju, kan. Ternyata bagus. Yang tadinya didesain 400–450 MMSCFD, pas dites, ternyata bisa sampai 600 MMSCFD. Jadi, kemungkinan besar 2019 nggak perlu impor,’’ ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja, Rabu (11/7)..

Namun, ucap dia, penghentian impor itu bisa terjadi jika tidak seluruh permintaan LNG yang sudah memiliki komitmen (commited demand) berubah menjadi permintaan terkontrak (contracted demand).

Sebelumnya, rencana impor gas muncul karena ada perkiraan produksi gas nasional yang lebih rendah dari konsumsi.

Namun, seiring dengan membaiknya performa Lapangan Jangkrik yang dikelola Eni Muara Bakau BV tersebut, rencana impor pada 2019 urung terjadi.

Ditambah lagi, proyek kilang Tangguh Train 3 juga mulai beroperasi pada 2020 yang diprediksi menambah pasokan hingga 3,8 MTPA (million ton per annual).

Wirat menuturkan, kebutuhan domestik akan aman sepenuhnya pada 2026. Yakni, ketika Lapangan Abadi di Blok Masela mulai on stream.

Produksi dari Masela direncanakan mencapai 9,5 MTPA plus 150 MMSCFD. ’’Kami harap Masela 2025–2027. Begitu Masela masuk, naik lagi,’’ jelasnya.

Melimpahnya produksi gas dari FPU (unit produksi terapung) Jangkrik (Lapangan Jangkrik) yang dapat memenuhi kebutuhan domestik membuat Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News