Produksi Lapangan Jangkrik Melimpah, 2019 Setop Impor LNG

Produksi Lapangan Jangkrik Melimpah, 2019 Setop Impor LNG
Ilustrasi sumur migas. FOTO : Jawa Pos

Deputi Pengendalian dan Pengadaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan, produksi gas dari Lapangan Jangkrik akan naik secara bertahap. Saat ini produksinya sudah menjadi 500 MMSCFD.

FPU Jangkrik merupakan fasilitas migas berbentuk kapal yang dirancang untuk memiliki pengolahan gas dan kapasitas hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara itu, pengolahan kondensat sebesar 4.100 barel kondensat per hari (BPCD).

Sepuluh sumur produksi gas bawah laut yang telah dikompresi dan siap diproduksikan akan dihubungkan dengan FPU yang mengolah dan menyalurkan gas dengan menggunakan pipa bawah laut sepanjang 79 km.

Selanjutnya, pipa itu dihubungkan ke darat. Yakni, ke dalam jaringan produsen gas Kalimantan Timur dan pada akhirnya kepada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan kilang LNG Bontang.

FPU Jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi setempat dan berakhir di kilang kondensat Senipah.

Penemuan gas pertama adalah pada 2009 di garis sumur Jangkrik-1. Di blok yang sama, pada sekitar 20 km di sebelah Timur Laut Lapangan Jangkrik, ditemukan Lapangan Jangkrik North East pada 2011.

Rencana pengembangan Lapangan Jangkrik disetujui pada 2011, sedangkan Jangkrik North East pada 2013.

Melimpahnya produksi gas dari FPU (unit produksi terapung) Jangkrik (Lapangan Jangkrik) yang dapat memenuhi kebutuhan domestik membuat Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News