Program Proper Melahirkan Pahlawan Lokal Bidang Lingkungan

Program Proper Melahirkan Pahlawan Lokal Bidang Lingkungan
Yuni Lestarai, perempuan kelahiran 7 Juni 1989 tidak tamat SD tercatat sebagai salah satu penyandang disabilitas yang terpilih sebagai pilot project awal dari program pemberdayaan disabilitas. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Penganugerahan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2018 telah dilakukan pada akhir pekan ini. Penyerahan penghargaan telah diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan dihadiri seluruh pihak terkait, termasuk Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Karliansyah mengatakan peran Proper mendorong dunia usaha meningkatkan daya saingnya sekaligus memajukan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar tempat mereka beroperasi. Pembelajaran yang diperoleh perusahaan melalui Proper telah menggeser orientasi programnya yang semula bersifat karitatif (charity) menjadi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

Karliansyah mengatakan pemerintah sebagai penggerak utama pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Program SDGs memerlukan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yaitu industri (sektor swasta/bisnis), media, masyarakat, NGOs, lembaga pendidikan dan stakeholders lainnya.

“Dunia usaha dengan kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya wajib berperan dalam mencapai SDGs sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Pilar pembangunan lingkungan yang merupakan satu dari empat pilar SDGs terdiri dari 6 goals, 56 target serta 70 indikator, berfungsi sebagai pengungkit untuk dapat mencapai tujuan akhir dari SDGs yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, dan tanpa kesenjangan,” papar Karliansyah dalam rilis akhir tahun, Mingu (30/12).

Dari program Proper yang telah berjalan selama 21 tahun sejak 1997, salah satu sisi sangat positifnya melahirkan sosok-sosok pahlawan lokal atau local hero yang kemunculannya dibantu oleh program pengembangan masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu local hero adalah Yuni Lestari. Perempuan kelahiran 7 Juni 1989 ini tidak tamat SD. Yuni merupakan salah satu penyandang disabilitas di Desa Tawangsari. Sejak kecil hingga berusia 28 tahun, Yuni tidak pernah sekalipun keluar rumah karena cerebral.

Upaya yang dilakukan local hero untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni tahun 2017, PT. Pertamina Terminal BBM Boyolali melalui program CSR datang menemui Yuni. Setelah melakukan sharing, Yuni menyampaikan bahwa dirinya sangat ingin sekali bersekolah. Tetapi karena di usianya yang sudah bukan usia sekolah, kemudian dicarikan solusi agar Yuni diberikan bekal keterampilan di YAKKUM Yogyakarta yang merupakan yayasan rehabilitasi untuk penyandang disabilitas.

Dari program yang kemudian dinamakan Difablepreneur, Yuni diberikan fasilitas untuk mendapatkan fisioterapi dan kesempatan belajar keterampilan. Selain itu, Yuni juga mendapatkan pendampingan psikososial oleh psikolog.

Peran Proper mendorong dunia usaha meningkatkan daya saingnya sekaligus memajukan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar tempat mereka beroperasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News